Sunday, April 28, 2013

Strategi Pemilihan Media Pembelajaran


Media pembelajaran merupakan salah satu sarana untuk lebih mengefektifkan dalam proses belajar mengajar di sekolah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media, yang perlu diperhatikan antara lain : tujuan, ketepatgunaan, keadaan siswa, ketersediaan, mutu teknis dan biaya yang tersedia dapat dijabarkan sebagai berikut.

Klasifikasi Media Pembelajaran


Menurut Briggs (1986:23) mengemukakan bahwa media pembelajaran ada 13 bagian yaitu : a) objek, b) model, c) suara,                d) langsung, e) rekaman, f) audio, g) media cetak, h) pembelajaran terprogram, i) papan tulis, j) media transparan, k) film rangkai, l) film bingkai, m) film televisi dan gambar. Sedangkan Amir Hamzah Sulaiman (Nyoman S. Degeng 1993:5) menggolongkan media sebagai berikut.

Pengertian Media


Secara harfiah kata ‘media’ yang dalam bahasa latin disebut mediumb berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima. Banyak para pakar yang memberi batasan tentang media. Assosiation of Education and Communication Technology (AECT) membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyampaiakan pesan dan informasi. Selain itu Gagne (1970) menyatakan, bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswayang dapat merangsang kegiatan belajar.

Manfaat Belajar Kelompok


Untuk membentuk manusia demokratis harus ditekankan pelaksanaan kerjasama atau kerja kelompok, karena menurut para ahli pendidikan prinsip kerjasama lebih banyak faedahnya daripada sistem persaingan. Nasution (2000:34) mengemukakan beberapa manfaat dari kerja kelompok sebagai berikut.
a.       Mempertinggi hasil belajar, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
b.      Keputusan kelompok lebih mudah diterima setiap anggota, bila mereka turut memikirkan dan memutuskan bersama-sama.
c.       Mengembangkan perasaan sosial dan pergaulan sosial yang baik.
d.      Meningkatkan rasa percaya diri anggota kelompok.

Komunikasi Dalam Pembelajaran


Dalam rangka mencapai interaksi belajar mengajar, maka perlu adanya komunikasi yang jelas antara guru dengan siswa, sehingga terpadunya dua kegiatan yaitu kegiatan mengajar oleh guru dan kegiatan belajar oleh siswa yang berdaya guna dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu mengembangkan pola komunikasi yang efektif dalam proses belajar mengajar, karena lemahnya sistem komunikasi dapat mengakibatkan kegagalan dalam pencapaian tujuan. Ada tiga pola komunikasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan interaksi dinamis antara guru dan siswa, sebagaimana dikemukakan Sudjana (2000:45) yaitu : a) komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah, b) komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah, dan c) komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut.

Model Pembelajaran Penjasorkes dengan Bermain Sirkuit


a.        Hakekat Latihan Sirkuit
Sistem latihan sirkuit diperkenalkan oleh Morgan dan Adamson pada tahun 1953 di University of Leeds di Inggris. Latihan semakin populer dan diakui oleh banyak pelatih, ahli-ahli pendidikan jasmani, dan atlet sebagai suatu sistem latihan yang dapat memperbaiki secara serempak fitness keseluruhan dari tubuh, yaitu komponen power, daya tahan, kecepatan, fleksibilitas, mobilitas, dan komponen-komponen lainnya.
Bentuk-bentuk latihan dalam sirkuit adalah kombinasi dari semua unsur fisik.  Latihan-latihannya bisa berupa lari naik-turun tangga, lari ke samping, ke belakang, melempar bola, memukul bola dengan raket, lompat-lompat, berbagai bentuk latihan beban, dan sebagainya.  Bentuk-bentuk latihannya biasanya disusun dalam lingkaran. Karena itu nama latihan ini disebut circuit training.  Dengan sedikit kecerdikan dan kreativitas pelatih/pembina akan dapat mendesain suatu sirkuit yang paling cocok untuk cabang olahraga tertentu.
Bermain bentuk Sirkuit merupakan modifikasi dari sirkuit training, pengertian dari bermain bentuk sirkuit tidak jauh beda dari sirkuit training yaitu kegiatan yang terdiri dari serangkaian bentuk latihan yang dilakukan sekaligus dengan diselingi waktu istirahat yang telah diatur, hanya saja dalam bermain bentuk sirkuit setiap kegiatan atau pos akan memunculkan latihan yang berisi unsur-unsur bermain sehingga para siswa diharapkan tidak merasa sedang melakukan sirkuit training melainkan sedang bermain bersama-sama dengan temannya.

Konsep Bermain



            Kegiatan bermain merupakan suatu kegiatan yang sangat diperlukan oleh setiap manusia tanpa memandang usia manusia tersebut. Khususnya untuk anak­-anak kegiatan bermain merupakan suatu kegiatan yang bersifat sangat penting, sebab melalui kegiatan bermain potensi yang dimiliki oleh anak dapat tergali secara optimal.
Keinginan bermain timbul karena minat pada diri seseorang untuk bergerak sesuai dengan kebutuhan, memelihara kondisi tubuh serta untuk menghilangkan kejenuhan. Bermain merupakan kegiatan yang penuh daya hayal, penuh aktivitas, dan anak-anak melakukannya dengan cara mereka sendiri menggunakan tangan dan tubuh mereka.

Monday, April 8, 2013

Contoh - Contoh Judul yang sesuai untuk PTK


  1. Meningkatkan Y melalui X bagi siswa kelas…SD/SMP/SMA …pada semester… tahun…
  2. Melalui X untuk meningkatkan Y bagi siswa kelas…SD/SMP/SMA …pada semester… tahun…
  3. Upaya mengatasi rendahnya Y melalui X bagi siswa kelas…SD/SMP/SMA …pada semester… tahun…