Bahan ujian atau soal yang bermutu baik dapat
membantu para guru, tutor, pengawas, atau dosen dalam meningkatkan pelaksanaan
proses belajar-mengajar. Soal yang bermutu baik dapat memberikan informasi
dengan tepat tentang peserta didik mana yang belum atau sudah mencapai
kompetensi. Salah satu ciri soal yang bermutu baik adalah bahwa soal itu dapat
membedakan setiap kemampuan peserta didik. Semakin tinggi kemampuan peserta
didik dalam memahami materi yang telah diajarkan, maka semakin tinggi pula
peluang menjawab benar soal yang menanyakan materi yang telah diajarkan itu. Makin
rendah kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang telah diajarkan,
makin kecil pula peluang menjawab benar suatu soal yang menanyakan materi yang
telah diajarkan.
Friday, April 25, 2014
Teknik dan Alat Penilaian
Friday, April 25, 2014
Analisis data, Metode, Model, Pengertian
Ada beberapa teknik dan alat penilaian yang
dapat digunakan para guru, tutor, pengawas, atau dosen sebagai sarana untuk
memperoleh informasi tentang keadaan belajar peserta didik. Penggunaan berbagai
teknik dan alat itu harus disesuaikan dengan tujuan melakukan penilaian, waktu
yang tersedia, sifat tugas yang dilakukan peserta didik, dan banyaknya/jumlah
mata pelajaran yang sudah disampaikan.
Teknik penilaian dalam uraian ini maksudnya
adalah metode atau cara penilaian yang dapat digunakan guru untuk rnendapatkan
informasi. Teknik penilaian yang memungkinkan dan dapat dengan mudah digunakan
oleh guru, misalnya adalah: (1) tes (tertulis, lisan, perbuatan), (2) observasi
atau pengamatan, (3) wawancara.
1. Teknik
Penilaian Melalui Tes
Proses Penilaian
Friday, April 25, 2014
Analisis data, Metode, Model, Pengertian
Untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi, guru dapat melakukan
penilaian melalui tes dan non tes. Tes meliputi tes lisan, tertulis (bentuk
uraian, pilihan ganda, jawaban singkat, isian, menjodohkan, benar-salah), dan
tes perbuatan yang meliputi: kinerja (performance), penugasan (project) dan
hasil karya (product). Penilaian non-tes contohnya seperti: sikap, minat, motivasi, penilaian diri, portfolio,
life skill. Dalam pelaksanaan di sekolah, penilaian non tes lebih mudah dilakukan
dengan bentuk "pengamatan”. Demikian pula untuk tes perbuatan.
Pedoman Penskoran untuk Portofolio
Friday, April 25, 2014
Metode, Model, Pengertian
Ada bermacam-macam bentuk pedoman penskoran untuk menilai
portofolio. Berikut ini disajikan
beberapa contoh.
Contoh 1
Pedoman Penskoran Hasil Penyelidikan
1.
Bukti
terjadinya proses berpikir.
·
Apakah
siswa telah menyusun dengan rapi satuan-satuan isi
portofolio dan data dalam setiap satuan itu?
·
Apakah
siswa telah berusaha membuat dugaan, menjelajah,
menganalisis, mencari pola, dsb?
·
Apakah
siswa telah menggunakan materi konkret atau gambar
untuk menafsirkan dan memecahkan masalah, atau untuk
memperoleh hasil penyelidikannya?
·
Apakah
siswa telah menggunakan alat bantu lain dalam
pemecahan masalah atau penyelidikannya?
Contoh Tugas Portofolio
Friday, April 25, 2014
Metode, Model, Pengertian
Berikut adalah contoh tugas dari
guru kepada siswa untuk membuat portofolio
1. Contoh
tugas untuk membuat portofolio “karya terbaik”.
Kumpulkan dalam satu bendel, karya tulis kamu, untuk
menunjukkan karya terbaik kamu dalam pembuatan puisi, laporan kunjungan ke
objek wisata, artikel dalam majalah dinding.
Jelaskan mengapa masing-masing merupakan karya terbaik.
Cara Menilai Portofolio
Friday, April 25, 2014
Metode, Pengertian
Untuk menilai portofolio harus lebih dulu tersedia rubrik (pedoman terperinci)
penilaian. Penilaian portofolio
hendaknya tidak hanya ditekankan kepada keberhasilan siswa dalam memperoleh
jawaban yang diinginkan oleh guru, tetapi lebih ditekankan kepada proses
berpikir siswa yang terdapat atau tersirat dalam isi portofolio. Salah satu cara penilaian portofolio, atau
pembuatan rubrik, adalah cara dengan menggunakan kriteria berikut.
1. Bukti
terjadinya proses berpikir.
·
Apakah
siswa telah menyusun dengan rapi satuan-satuan isi portofolio dan data dalam
setiap satuan itu?
Pemilihan Isi Portofolio
Friday, April 25, 2014
Analisis data, Metode, Pengertian
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan
isi portofolio, misalnya: siapa yang memilih, bagaimana memilih, bagaimana
melibatkan siswa, bagaimana peranan guru, bagaimana kriteria eksternal, kapan
harus dipilih, apa yang perlu dilakukan oleh guru terhadap setiap isi.
Siapa yang memilih?
Pihak yang memilih ditentukan oleh tujuan. Apabila tujuan portofolio lebih pada
pemberian kesempatan kepada siswa untuk merefleksikan belajarnya, maka siswa
harus diberi kesempatan juga untuk ikut memilih
calon isi portofolio. Akan tetapi,
apabila portofolio lebih ditekankan pada usaha guru untuk menilai dan
memperbaiki pembelajarannya, guru harus menen-tukan apa saja yang harus
disajikan dalam portofolio.
Langkah-Langkah Perencanaan Portofolio Penilaian
Friday, April 25, 2014
Analisis data, Metode, Pengertian
Agar terarah, pengunaan portofolio harus dilakukan dengan
perencanaan yang sistematis, melalui enam langkah di bawah ini.
Langkah
pertama: Menentukan maksud atau fokus portfolio
Hal
ini dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
·
Mengapa
saya (guru) memerlukan portfolio siswa?
·
Sasaran
belajar apa atau tujuan kurikuler apa yang ketercapaiannya hendak dinilai
dengan portofolio ini?
·
Apakah
penilaian dengan portofolio lebih cocok untuk menilai belajar atau tujuan
kurikuler tersebut daripada dengan penilaian alternative yang lain?
·
Apakah
portofolio itu harus difokuskan pada karya terbaik, atau pertumbuhan
(perkembangan) belajar, atau keduanya?
·
Portofolio
itu akan digunakan sebagai komponen penilaian formatif ataukah untuk penilaian
sumatif, atau keduanya?
·
Siapakah
yang menentukan isi portofolio: guru saja, guru dan siswa, atau pihak lain
(misalnya siswa, orang tua, dan guru)?
Kelebihan dan Kelemahan Portofolio Penilaian
Friday, April 25, 2014
Analisis data, Belajar, Model, Pengertian
Pengetahuan tidak datang dan masuk ke dalam benak siswa
seperti hujan turun dan meresap ke dalam tanah.
Untuk memperoleh pengetahu-an, siswa harus ‘berjuang’ dengan mencerna
informasi yang datang dari guru, informasi dari media cetak (bahan tertulis),
informasi yang terkandung di dalam benda-benda yang dijumpainya, dan
sebagainya. Oleh karena itu, untuk
memperoleh pengetahuan, siswa harus ‘aktif’, atau ‘belajar secara aktif’. Oleh karena itu, dalam kelas yang ideal,
siswa harus melakukan ‘penyelidikan’ memecahkan masalah, mengeksplorasi
gagasan-gagasan dengan menggunakan benda-benda konkret, menggunakan media pembelajaran,
mengerjakan hal-hal tersebut secara mandiri dan secara berkelompok, atau dengan
bekerja sama dalam kelompok kecil, mengungkap-kan gagasan-gagasan baik secara
tertulis maupun secara lisan.
Portofolio Penilaian
Friday, April 25, 2014
Analisis data, Metode, Pengertian
Apakah yang disebut “portofolio”? Ada beberapa macam
portofolio. Dalam kalangan seniman misalnya, ada portofolio yang berarti
kumpulan hasil karya terbaik seorang seniman, yang sengaja diadakan untuk
keperluan pameran. Dalam dunia pendidikan, portofolio adalah kumpulan
hasil karya seorang siswa, sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja, yang
ditentukan oleh guru atau oleh siswa bersama guru, sebagai bagian dari uasaha
mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam
kurikulum. Jadi, tidak setiap kumpulan karya seorang siswa disebut
portofolio. Portofolio dalam arti ini,
dapat digunakan sebagai instrumen penilaian atau salah satu komponen dari
instrumen penilaian, untuk menilai kompetensi siswa, atau menilai hasil belajar
siswa. Portofolio demikian disebut juga
‘portofolio untuk penilaian’ atau ‘portofolio penilaian’.
Tuesday, April 8, 2014
ANALISIS BUTIR SOAL SECARA KUANTITATIF
Tuesday, April 08, 2014
Analisis data, Pengertian
A. Pengertian
Penelaahan soal secara
kuantitatif maksudnya adalah penelaahan butir soal didasarkan pada data
empirik dari butir soal yang bersangkutan. Data empirik ini diperoleh dari soal
yang telah diujikan.
B. Analisis Butir Soal
Ada dua pendekatan dalam analisis secara kuantitatif,
yaitu pendekatan secara klasik dan modern.
ANALISIS BUTIR SOAL SECARA KUALITATIF
Tuesday, April 08, 2014
Analisis data, Metode, Model, Pengertian
A. Pengertian
Pada prinsipnya analisis butir soal secara kualitatif
dilaksanakan berdasarkan kaidah penulisan soal (tes tertulis, perbuatan, dan
sikap). Penelaahan ini biasanya dilakukan sebelum soal digunakan/diujikan.
Aspek yang diperhatikan di dalam penelaahan secara
kualitatif ini adalah setiap soal ditelaah dari segi materi, konstruksi,
bahasa/budaya, dan kunci jawaban/pedoman penskorannya. Dalam melakukan
penelaahan setiap butir soal, penelaah perlu mempersiapkan bahan-bahan
penunjang seperti: (1) kisi-kisi tes, (2) kurikulum yang digunakan, (3) buku sumber,
dan (4) kamus bahasa Indonesia.
PENGEMBANGAN BANK SOAL
Tuesday, April 08, 2014
Metode, Pengertian
A. Pengertian
Bank soal bukan
hanya bank pertanyaan, pool soal, kumpulan soal, gudang soal, atau perpustakaan
soal (Millman and Arter, 1984: 315); melainkan bank yang butir-butir soal
terkalibrasi (Wright and Bell, 1984: 331); dan disusun secara sistematis agar
memudahkan penggunaan kembali dan manfaat soalnya. Untuk itu butir-butir soal
didalam bank soal harus tersedia untuk setiap
standar kompetensi dan kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran,
tingkat kesukaran butir soal, dan jenjang pendidikan. Hal ini sangat diperlukan
untuk memiliki suatu tujuan yang jelas sebagai panduan dan pengembangan bank
soal.
Penyetaraan Tes ( Equating )
Tuesday, April 08, 2014
Analisis data, Metode, Model, Pengertian
Perakitan butir soal sering dilakukan secara tidak cermat karena ada
beberapa kendala, diantaranya karena penyiapan bahannya dilakukan dalam tempo
yang relatif singkat. Setiap kali akan diadakan ujian / ulangan, bahan langsung
dipakai tanpa dapat diuji terlebih dahulu mutunya secara empirik. Akibat
kekurangcermatan ini, penggunaan perangkat atau beberapa perangkat tes di
tingkat sekolah, wilayah maupun nasional dapat merugikan banyak peserta didik
yang kebetulan menempuh perangkat tes yang lebih sukar karena perangkat tesnya
tidak paralel atau skor tes tidak memiliki kesamaan skala. Di samping itu,
apabila dasar perakitan soalnya hanya didasarkan pada kisi-kisi saja (tanpa
data empirik soal) atau didasarkan pada Kompetensi Dasar saja juga masih
mengandung beberapa kelemahan. Soal yang
PERAKITAN BUTIR SOAL
Tuesday, April 08, 2014
Metode, Model, Pengertian
A. Pengertian
Merakit soal adalah menyusun soal yang siap pakai menjadi satu
perangkat/paket tes atau beberapa paket tes paralel. Dasar acuan dalam merakit
soal adalah tujuan tes dan kisi-kisinya. Untuk memudahkan pelaksanaannya, para
tutor/guru harus memperhatikan langkah-langkah perakitan soal.
Dalam bab ini juga diuraikan penskoran jawaban soal. Pemeriksaan terhadap
jawaban peserta didik dan pemberian angka merupakan langkah untuk mendapatkan
informasi kuantitatif dari masing-masing peserta didik. Pada prinsipnya,
penskoran soal harus diusahakan agar dapat dilakukan secara objektif. Artinya,
apabila penskoran dilakukan oleh dua orang atau lebih yang sama tingkat
kompetensinya, akan menghasilkan skor atau angka yang sama, atau jika orang
yang sama mengulangi proses penskoran akan dihasilkan skor yang sama.
KAIDAH PENULISAN SOAL
Tuesday, April 08, 2014
Metode, Pengertian
A. Pengertian
Penulisan butir soal tes tertulis merupakan
suatu kegiatan yang sangat penting dalam penyiapan bahan ulangan/ujian. Setiap
butir soal yang ditulis harus berdasarkan rumusan indikator soal yang sudah
disusun dalam kisi-kisi dan berdasarkan kaidah penulisan soal bentuk obyektif dan
kaidah penulisan soal uraian.
Penggunaan bentuk soal yang tepat dalam tes
tertulis, sangat tergantung pada perilaku/kompetensi yang akan diukur. Ada kompetensi
yang lebih tepat diukur/ditanyakan dengan menggunakan tes tertulis dengan
bentuk soal uraian, ada pula kompetensi yang lebih tepat diukur dengan
menggunakan tes tertulis dengan bentuk soal objektif. Bentuk tes tertulis
pilihan ganda maupun uraian memiliki kelebihan dan kelemahan satu sama lain.
PENGEMBANGAN PERANGKAT PENILAIAN AFEKTIF
Tuesday, April 08, 2014
Metode, Model, Pengertian
A. Pengukuran Ranah Afektif
Dalam memilih karakterisitik afektif untuk pengukuran, para pengelola
pendidikan harus mempertimbangkan rasional teoritis dan program sekolah.
Masalah yang timbul adalah bagaimana ranah afektif akan diukur. Isi dan
validitas konstruk ranah afektif tergantung pada definisi operasional yang secara langsung mengikuti definisi
konseptual.
Menurut Andersen (1980) ada dua metode yang dapat digunakan untuk mengukur
ranah afektif, yaitu metode observasi dan metode laporan-diri. Penggunaan
metode observasi berdasarkan pada asumsi bahwa karateristik afektif dapat
dilihat dari perilaku atau perbuatan yang ditampilkan dan/atau reaksi
psikologi. Metode laporan-diri berasumsi bahwa yang mengetahui keadaan afektif
seseorang adalah dirinya sendiri. Namun hal ini menuntut kejujuran dalam
mengungkap karakteristik afektif diri sendiri.
KARAKTERISTIK RANAH AFEKTIF
Tuesday, April 08, 2014
Pengertian
Pemikiran atau perilaku harus memiliki dua kriteria untuk diklasifikasikan
sebagai ranah afektif (Andersen, 1981:4). Pertama, perilaku melibatkan perasaan
dan emosi seseorang. Kedua, perilaku harus tipikal perilaku seseorang. Kriteria
lain yang termasuk ranah afektif adalah intensitas, arah, dan target.
Intensitas menyatakan derajat atau kekuatan dari perasaan. Beberapa perasaan
lebih kuat dari yang lain, misalnya cinta lebih kuat dari senang atau suka. Sebagian
orang kemungkinan memiliki perasaan yang lebih kuat dibanding yang lain. Arah perasaan
berkaitan dengan orientasi positif atau negatif dari perasaan yang menunjukkan
apakah perasaan itu baik atau buruk. Misalnya senang pada pelajaran dimaknai positif,
sedang kecemasan dimaknai negatif. Bila
intensitas dan arah perasaan ditinjau bersama-sama, maka karakteristik afektif
berada dalam suatu skala yang kontinum. Target mengacu pada objek, aktivitas,
atau ide sebagai arah dari perasaan. Bila kecemasan merupakan karakteristik
afektif yang ditinjau, ada beberapa kemungkinan target. Peserta didik mungkin
bereaksi terhadap sekolah, matematika, situasi sosial, atau pembelajaran. Tiap
unsur ini bisa merupakan target dari kecemasan. Kadang-kadang target ini diketahui
oleh seseorang namun kadang-kadang tidak diketahui. Seringkali peserta didik
merasa cemas bila menghadapi tes di kelas. Peserta didik tersebut cenderung
sadar bahwa target kecemasannya adalah tes.
Hakikat Pembelajaran Afektif
Tuesday, April 08, 2014
Pengertian
Hasil belajar menurut Bloom (1976) mencakup prestasi belajar, kecepatan
belajar, dan hasil afektif. Andersen (1981) sependapat dengan Bloom bahwa
karakteristik manusia meliputi cara yang tipikal dari berpikir, berbuat, dan
perasaan. Tipikal berpikir berkaitan dengan ranah kognitif, tipikal berbuat
berkaitan dengan ranah psikomotor, dan tipikal perasaan berkaitan dengan ranah
afektif. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap,
emosi, atau nilai. Ketiga ranah tersebut merupakan karakteristik manusia sebagai
hasil belajar dalam bidang pendidikan.
Penyusunan Instrumen Penilaian Psikomotor
Tuesday, April 08, 2014
Metode, Model, Pengertian
Instrumen Penilaian psikomotor ini terdiri atas soal atau perintah dan pedoman penskoran untuk menilai unjuk kerja peserta
didik dalam melakukan perintah/soal tersebut.
1. Penyusunan soal
Langkah pertama yang harus dilakukan
oleh penulis soal ranah psikomotor adalah mencermati kisi-kisi instrumen yang telah
dibuat. Soal
harus dijabarkan dari indikator dengan memperhatikan materi pembelajaran. Pada
contoh kisi-kisi di atas, dapat dibuat soal sebagai berikut:
Analisis Hasil Penilaian
Tuesday, April 08, 2014
Analisis data, Metode, Pengertian
Penilaian yang diselenggarakan oleh pendidik
mempunyai banyak kegunaan, baik bagi peserta didik, satuan pendidikan, ataupun
bagi pendidik sendiri. Secara rinci dapat dijelaskan manfaat penilaian, yaitu:
1.
mengetahui tingkat
ketercapaian Standar Kompetensi yang sudah dijabarkan ke Kompetensi Dasar.
2.
mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik.
3. mendiagnosis
kesulitan belajar peserta didik.
4. mendorong
peserta didik belajar.
5. mendorong
pendidik untuk mengajar dan mendidik lebih baik.
6. mengetahui
keberhasilan satuan pendidikan dan mendorongnya untuk berkarya lebih terfokus
dan terarah.
Monday, April 7, 2014
Pembelajaran Psikomotor
Monday, April 07, 2014
Pengertian
Menurut
Ebel (1972), ada kaitan erat antara tujuan yang akan dicapai, metode
pembelajaran, dan evaluasi yang akan dilaksanakan. Oleh karena ada perbedaan
titik berat tujuan pembelajaran psikomotor dan kognitif maka strategi
pembelajarannya juga berbeda. Menurut Mills (1977), pembelajaran keterampilan
akan efektif bila dilakukan dengan menggunakan prinsip belajar sambil
mengerjakan (learning by doing).
Leighbody (1968) menjelaskan bahwa keterampilan yang dilatih melalui
praktik secara berulang-ulang akan menjadi kebiasaan atau otomatis dilakukan.
Sementara itu Goetz (1981) dalam penelitiannya melaporkan bahwa latihan yang
dilakukan berulang-ulang akan memberikan pengaruh yang sangat besar pada
pemahiran keterampilan. Lebih lanjut dalam penelitian itu dilaporkan bahwa
pengulangan saja tidak cukup menghasilkan prestasi belajar yang tinggi, namun
diperlukan umpan balik yang relevan yang berfungsi untuk memantapkan kebiasaan.
Sekali berkembang maka kebiasaan itu tidak
pernah mati atau hilang.
Pengertian Psikomotor
Monday, April 07, 2014
Pengertian
Berkaitan
dengan psikomotor, Bloom (1979) berpendapat bahwa ranah psikomotor berhubungan
dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang
melibatkan otot dan kekuatan fisik. Singer (1972) menambahkan bahwa pelajaran berkaitan
dengan psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih beorientasi pada gerakan dan
menekankan pada reaksi–reaksi fisik dan keterampilan tangan. Keterampilan itu
sendiri menunjuk pada tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau
sekumpulan tugas tertentu.
Teknik Penilaian
Monday, April 07, 2014
Metode, Pengertian
Berbagai macam teknik penilaian dapat dilakukan secara komplementer
(saling melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Teknik penilaian
yang dimaksud antara lain melalui tes, observasi, penugasan,
inventori, penilaian diri, dan penilaian antar teman yang sesuai
dengan karakteristik kompetensi dan
tingkat perkembangan peserta didik.
1. Tes adalah
pemberian sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat benar atau salah. Tes dapat
berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. Tes
tertulis adalah tes yang menuntut peserta tes memberi jawaban secara tertulis
berupa pilihan dan/atau isian. Tes yang jawabannya berupa pilihan meliputi
pilihan ganda, benar-salah, dan menjodohkan. Sedangkan tes yang jawabannya
berupa isian dapat berbentuk isian singkat dan/atau uraian. Tes lisan adalah
tes yang dilaksanakan melalui komunikasi langsung (tatap muka) antara peserta
didik dengan pendidik. Pertanyaan dan jawaban diberikan secara lisan. Tes
praktik (kinerja) adalah tes yang meminta peserta didik melakukan
perbuatan/menampilkan/mendemonstrasikan keterampilan.
Prinsip Penilaian
Monday, April 07, 2014
Pengertian
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian hasil belajar peserta didik antara
lain:
- penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi;
- penilaian menggunakan acuan kriteria yakni berdasarkan pencapaian kompetensi peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran;
- penilaian dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan;
- hasil penilaian ditindaklanjuti dengan program remedial bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan;
- penilaian harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran.
Penilaian
hasil belajar peserta didik harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
Hakikat Penilaian
Monday, April 07, 2014
Metode, Model, Pengertian
Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,
dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi
yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan satuan
pendidikan dalam mengelola
proses pembelajaran. Penilaian merupakan bagian yang penting dalam
pembelajaran. Dengan melakukan penilaian, pendidik sebagai
pengelola kegiatan pembelajaran dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta
didik, ketepatan metode mengajar yang digunakan, dan keberhasilan peserta didik
dalam meraih kompetensi yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penilaian, pendidik
dapat mengambil keputusan secara tepat untuk menentukan langkah yang harus
dilakukan selanjutnya. Hasil penilaian juga dapat
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk berprestasi lebih baik.
Penyusunan Bahan Ajar Cetak
Monday, April 07, 2014
Metode, Model, Pengertian
Bahan ajar dapat berupa handout, buku, lembar kegiatan siswa (LKS), modul,
brosur atau leaflet, Wallchart, Foto/ Gambar, Model/Maket. Dalam menyusun bahan yang perlu diperhatikan
adalah bahwa judul atau materi yang disajikan harus berintikan kompetensi dasar
atau materi pokok yang harus dicapai oleh peserta didik, di samping itu menurut
Steffen-Peter Ballstaedt bahan ajar
cetak harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
Prinsip Pengembangan Bahan Ajar
Monday, April 07, 2014
Pengertian
Pengembangan bahan ajar hendaklah memperhatikan prinsisp-prinsip
pembelajaran. Di antara prinsip pembelajaran tersebut adalah:
Mulai dari yang mudah
untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk memahami yang abstrak,
Siswa akan lebih mudah memahami suatu konsep tertentu apabila penjelasan
dimulai dari yang mudah atau sesuatu yang kongkret, sesuatu yang nyata ada di
lingkungan mereka. Misalnya untuk menjelaskan konsep pasar, maka mulailah siswa
diajak untuk berbicara tentang pasar yang terdapat di tempat mereka tinggal.
Setelah itu, kita bisa membawa mereka untuk berbicara tentang berbagai jenis
pasar lainnya.
Jenis- Jenis Bahan Ajar
Monday, April 07, 2014
Model, Pengertian
Berdasarkan teknologi yang digunakan, bahan ajar dapat dikelompokkan
menjadi empat kategori, yaitu bahan
cetak (printed) seperti antara
lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket. Bahan
ajar dengar (audio) seperti
kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. Bahan ajar pandang dengar (audio
visual) seperti video compact disk, film. Bahan
ajar multimedia interaktif (interactive
teaching material) seperti CAI
(Computer Assisted Instruction), compac disk (CD) multimedia pembelajarn
interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).
Pengertian Bahan Ajar
Monday, April 07, 2014
Pengertian
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang
dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Bahan ajar atau teaching-material,
terdiri atas dua kata yaitu teaching
atau mengajar dan material atau
bahan.
Menurut University of Wollongong NSW 2522, AUSTRALIA pada website-nya, WebPage last updated:
August 1998, Teaching is defined as the
process of creating and sustaining an effective environment for learning.
Mengajar diartikan sebagai proses menciptakan dan
mempertahankan suatu lingkungan belajar yang efektif.
Pengertian Sumber Belajar
Monday, April 07, 2014
Belajar, Pengertian
Sering kita dengar istilah sumber belajar (learning resource), orang juga
banyak yang telah memanfaatkan sumber belajar, namun umumnya yang diketahui
hanya perpustakaan dan buku sebagai sumber belajar. Padahal secara tidak
terasa apa yang mereka gunakan, orang,
dan benda tertentu adalah termasuk sumber belajar.
Sumber belajar dalam
website bced didefinisikan sebagai berikut: Learning
resources are defined as information, represented and stored in a variety of
media and formats, that assists student learning as defined by provincial or
local curricula. This includes but is not limited to, materials in print,
video, and software formats, as well as combinations of these formats intended
for use by teachers and students. http://www.bced.gov.bc.ca/irp/appskill/
asleares.htm January 28, 1999.
Sunday, April 6, 2014
STRATEGI MEMPELAJARI MATERI PEMBELAJARAN
Sunday, April 06, 2014
Belajar, Metode, Pengertian
Ditinjau dari sisi guru,
perlakuan (treatment) terhadap materi
pembelajaran berupa kegiatan guru menyampaikan atau membelajarkan kepada peserta
didik (teaching activity).
Sebaliknya, ditinjau dari sisi peserta didik, perlakuan terhadap materi
pembelajaran berupa mempelajari atau berinteraksi dengan materi pembelajaran (learning activity).
Secara khusus dalam
mempelajari materi pembelajaran, kegiatan peserta didik dapat dikelompokkan
menjadi menghafal, menggunakan, menemukan, dan memilih.
Penjelasan dan contoh berikut
adalah minimal. Guru dipersilakan melakukan pengembangan disesuaikan dengan
metode-metode lebih mutakhir yang dimiliki:
STRATEGI PENYAMPAIAN MATERI PEMBELAJARAN
Sunday, April 06, 2014
Belajar, Metode, Pengertian
Secara garis besar,
langkah-langkah menyampaikan materi pembelajaran sangat tergantung kepada jenis materi yang
akan disajikan. Langkah-langkah dan strategi yang dijabarkan dalam Panduan ini
adalah masih dalam taraf minimal. Pengembangannya diserahkan pada kreativitas
guru, sepanjang tidak menyalahi kaidah-kaidah yang telah dijelaskan pada
bab-bab sebelumnya.
1. Strategi Penyampaian fakta
Jika guru harus manyajikan materi pembelajaran jenis
fakta (nama-nama benda, nama tempat, peristiwa sejarah, nama orang, nama
lambang atau simbol, dsb.).
Langkah-langkah mengajarkan atau menyampaikan
materi pembelajaran jenis Fakta :
(a) Sajikan fakta
(b)
Berikan bantuan untuk materi yang harus dihafal
(c) Berikan soal-soal mengingat kembali (review)
(d) Berikan umpan balik
(e) Berikan tes.
LANGKAH-LANGKAH PENENTUAN MATERI PEMBELAJARAN
Sunday, April 06, 2014
Belajar, Metode, Pengertian
1.
Identifikasi standar
kompetensi dan kompetensi dasar
Sebelum menentukan materi
pembelajaran terlebih dahulu perlu di identifikasi aspek-aspek standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai peserta
didik. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi
dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan
pembelajaran. Harus ditentukan apakah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta
didik termasuk ranah kognitif, psikomotor ataukah afektif.
§
Ranah Kognitif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,
dan penilaian.
§ Ranah Psikomotorik jika kompetensi yang ditetapkan
meliputi gerak awal, semi rutin, dan rutin.
§
Ranah Afektif (Sikap) jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pemberian
respons, apresiasi, penilaian, dan internalisasi.
CAKUPAN DAN URUTAN MATERI PEMBELAJARAN
Sunday, April 06, 2014
Belajar, Model, Pengertian
1. Penentuan cakupan materi pembelajaran
Dalam menentukan cakupan atau
ruang lingkup materi pembelajaran harus diperhatikan apakah materinya berupa
aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip,
prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik, karena ketika sudah diimplementasikan dalam
proses pembelajaran maka masing-masing jenis uraian materi tersebut memerlukan
strategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda.
Selain memperhatikan jenis materi juga harus
memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi
pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya.
Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan seberapa
banyak materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran.
Kedalaman materi menyangkut seberapa detail
konsep-konsep yang terkandung di dalamnya yang harus dipelajari oleh peserta
didik.
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN
Sunday, April 06, 2014
Belajar, Model, Pengertian
Dalam pengembangan materi pembelajaran guru harus
mampu mengidentifikasi Materi Pembelajaran dengan mempertimbangkan hal-hal dibawah ini:
1.
potensi peserta didik;
2.
relevansi dengan karakteristik
daerah,
3.
tingkat perkembangan fisik,
intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
4.
kebermanfaatan bagi peserta
didik;
5.
struktur keilmuan;
6.
aktualitas, kedalaman, dan
keluasan materi pembelajaran;
7.
relevansi dengan kebutuhan
peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
8.
alokasi waktu.
Adapun prinsip-prinsip yang
dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran adalah kesesuaian
(relevansi), keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy).
Prinsip Pembelajaran Berbasis Kompetensi
Sunday, April 06, 2014
Pengertian
Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang
dilakukan dengan orientasi pencapaian kompetensi peserta didik. Sehingga muara
akhir hasil pembelajaran adalah meningkatnya kompetensi peserta didik yang
dapat diukur dalam pola sikap, pengetahuan, dan keterampilannya.
Prinsip
pembelajaran berbasis kompetensi adalah sebagai berikut:
Subscribe to:
Posts (Atom)