Dalam rangka mencapai interaksi belajar mengajar, maka perlu adanya
komunikasi yang jelas antara guru dengan siswa, sehingga terpadunya dua
kegiatan yaitu kegiatan mengajar oleh guru dan kegiatan belajar oleh siswa yang
berdaya guna dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu
mengembangkan pola komunikasi yang efektif dalam proses belajar mengajar,
karena lemahnya sistem komunikasi dapat mengakibatkan kegagalan dalam
pencapaian tujuan. Ada tiga pola komunikasi yang dapat digunakan untuk
mengembangkan interaksi dinamis antara guru dan siswa, sebagaimana dikemukakan
Sudjana (2000:45) yaitu : a) komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah,
b) komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah, dan c) komunikasi
banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi. Untuk lebih jelasnya dapat
diuraikan sebagai berikut.
a.
Komunikasi sebagai Aksi atau Komunikasi Satu Arah
Dalam komunikasi ini guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswa sebagai
penerima aksi. Guru aktif tetapi siswanya pasif, sehingga komunikasi seperti
ini jelas kurang banyak menghidupkan kegiatan siswa belajar. Contoh jenis
kegiatan pembelajaran ini adalah dengan metode ceramah.
b.
Komunikasi sebagai Interaksi atau Komuikasi Dua Arah
Pada komunikasi ini guru dan siswa bersama-sama berperan sebagai pemberi
aksi dan penerima aksi. Keduanya saling memberi dan menerima, sehingga pola
komunikasi ini lebih baik daripada yang pertama, sebab kegiatan guru dan siswa
relatif sama, tetapi komunikasi antar siswa masih kurang atau sama sekali tidak
ada.
c.
Komunikasi Banyak Arah atau Komunikasi sebagai Tranaksi
Komunikasi ini tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antara guru
dengan siswa, tetapi juga melibatkan interaksi dinamis antara siswa yang satu
dengan siswa yang lainnya. Proses belajar mengajar dengan pola komunikasi ini
mengarah kepada proses pembelajaran yang mengembangkan kegiatan secara optimal,
sehingga menumbuhkan siswa belajar aktif. Contoh jenis kegiatan pembelajaran
ini adalah dengan metode diskusi, simulasi dan belajar kelompok.
Berdasarkan ketiga pola komunikasi tersebut pola komunikasi tranaksi
merupakan model yang paling optimal untuk mendapatkan pola komunikasi yang
paling efektif antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa, termasuk
di dalam pola tranaksi ini adalah metode belajar kelompok. Oleh karena itu
pemilihan motode belajar kelompok dalam penelitian ini sudah sesuai, mengingat
tujuan antara yang diharapkan adalah meningkatkan aktivitas belajar siswa
sebelum mencapai tujuan akhir yaitu kenaikan jumlah siswa yang mencapai tuntas
belajar.