Belajar dan mengajar merupakan proses yang tidak dapat dipisahkan sebagai
satu kesatuan yang utuh antara siswa dengan guru. Belajar dan mengajar sering
pula disebut sebagai kegiatan pembelajaran. Dalam kondisi belajar siswa
menerima materi yang diberikan oleh guru, sedangkan guru itu sendiri memberikan
materi sesuai yang ditetapkan dalam kurikulum. Dalam belajar dan mengajar ini
terdapat interaksi aktif antara murid dan guru, sehingga dapat dikatakan
belajar dan mengajar kurang serasi abapila terjadi hanya satu arah komunikasi
saja. Oleh karena itu belajar dan mengajar harus menjadi satu kesatuan. Namun
demikian untuk lebih memahami konsep belajar dan mengajar dalam konsep
(pengertian) perlu dijelaskan secara terpisah.
|
Sementara itu Winkel (Darsono 2001:4) mengemukakan “belajar adalah suatu
aktivitas mental psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan
keterampilan dan nilai sikap”. Dengan demikian belajar merupakan hasil
interaksi antara individu dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan
kemampuan tingkah laku dan keterampilan ke arah yang lebih baik. Selanjutnya
secara lebih rinci Ausubel (Muryati 2003:12) mengemukakan belajar dapat
diklasifikasikan ke dalam dua dimensi, yaitu sebagai berikut.
a. Berhubungan
dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan kepada siswa melalui
penerimaan atau penemuan.
b. Menyangkut
cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang
merupakan fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi yang telah dipelajari dan
diingat oleh siswa yang telah ada.
Pada tingkat pertama dalam belajar, informasi dapat dikomunikasikan pada
siswa baik dalam bentuk belajar penerimaan yang menyajikan informasi itu dalam
bentuk final, maupun dengan bentuk belajar penemuan yang mengharuskan siswa
untuk menemukan sendiri sebagian atau seluruh materi yang akan diajarkan. Pada
tingkat kedua, siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi itu pada
pengetahuan (berupa konsep-konsep atau lain-lain) yang telah dimilikinya; dalam
hal ini terjadi belajar bermakna. Akan tetapi, siswa itu dapat juga hanya
mencoba-coba menghafalkan informasi baru itu, tanpa menghubungkannya pada
konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitifnya; dalam hal ini terjadi belajar
hapalan. Sedangkan konsep mengajar Sudjana (2000:29) mengemukakan “sebagai
suatu proses, yaitu mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar
siswa, sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar dan pada tahap
berikutnya adalah memberikan bimbingan atau bantuan kepada siswa dalam
melakukan proses belajar”.
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa belajar mengajar merupakan
interaksi antara siswa dan guru di dalam kelas untuk melaksanakan proses
pembelajaran sehubungan dengan materi tertentu.