Di samping metode pembelajaran, prinsip-prinsip belajar merupakan hal
yang perlu diperhatikan. Prinsip-prinsip digunakan sebagai patokan dalam
pembelajaran. Adapun prinsip-prinsip belajar pembelajaran adalah sebagai
berikut.
1)
Perhatian dan motivasi
Perhatian merupakan pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu objek (Max
Darsono, tt: 27). Belajar sebagai satu kegiatan yang kompleks sangat
membutuhkan perhatian dari siswa. Perhatian tersebut akan timbul jika bahan
pelajaran yang digunakan dibutuhkan oleh siswa. Jika bahan pelajaran dirasakan
penting oleh siswa, siswa akan termotivasi untuk belajar.
Adapun motivasi dapat diartikan sebagai tenaga yang menggerakkan dan
mengarahkan aktivitas seseorang (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 42). Motivasi
dapat bersifat internal dan eksternal. Motivasi internal berarti motivasi
tersebut datang dari diri siswa sendiri. Adapun motivasi yang datang dari luar
diri siswa itulah yang disebut dengan motivasi eksternal. Motivasi ekternal
dapat diupayakan guru dengan pemilihan media yang menarik serta metode
pembelajaran yang bervariatif.
2)
Keaktifan
Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adnya jiwa yang sangat aktif,
jiwa yang mengolah informasi yang kita terima, tidak sekadar menyimpannya tanpa
mengadakan transformasi. Berdasarkan teori ini, anak memiliki sifat aktif,
konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 44).
Dengan demikian, pembelajaran yang tepat harus bisa mengaktifkan siswa bukan
sebaliknya, membuat siswa pasif. Kaitannya dengan hal tersebut, dominasi guru
terhadap pembelajaran sebagai satu-satunya sumber belajar tidak dibenarkan.
Guru berfungsi sebagai fasilitator yang memfasilitasi siswa untuk aktif.
3)
Keterlibatan langsung/berpengalaman
Prinsip pengalaman sangat penting dalam belajar dan erat kaitannya dengan
prinsip keaktifan. Siswa yang belajar dengan melakukan sendiri akan memberikan
hasil belajar yang lebih cepat dan pemahaman yang lebih mendalam. Prinsip
belajar ini, oleh John Dewey disebut “learning by doing”.
4)
Pengulangan
Pengulangan diperlukan untuk menyegarkan kembali pikiran siswa terhadap
materi-materi belajar yang telah lalu. Prinsip pengulangan didasari oleh teori
psikologi daya, teori psikologi asosiasi serta teori koneksionisme.
5)
Tantangan
Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi pula oleh rasa ingin tahu (curiosity)
yang tinggi terhadap suatu hal. Rasa ingin tahu inilah yang membangkitkan siswa
untuk aktif belajar. Rasa ingin tahu tersebut timbul bila pembelajaran bersifat
menantang. Oleh karena itulah, guru perlu mendesain pembelajaran agar lebih
menantang misalnya dengan pemilihan media yang tepat serta metode pembelajaran
yang bervariatif.
6)
Balikan dan penguatan
Balikan (feed back) merupakan masukan yang penting baik bagi siswa
maupun guru. Dengan balikan yang diberikan guru, siswa dapat mengetahui sejauh
mana kemampuannya dalam suatu hal serta letak kekurangan atau kelemahannya.
Dari balikan yang diberikan guru, siswa diharapkan dapat memperbaiki
kekurangannya. Adapun penguatan (reinforcement) diperlukan untuk
memotivasi siswa agar mempertahankan atau lebih meningkatkan hasil belajar yang
dirasa sudah baik.
7)
Perbedaan individual
Siswa merupakan individu unik yang berbeda satu sama lain. Setiap anak
memiliki kemampuan, minat serta motivasi yang berbeda terhadap pembelajaran.
Perbedaan siswa ini perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran sehingga tidak
lagi dikenal siswa yang pandai dan siswa yang bodoh karena tiap siswa memilki
potensinya masing-masing.
Prinsip-prinsip tersebut secara aplikatif diterapkan dalam pembelajaran
“quantum teaching” yang dikenal dengan prinsip tandur, “tumbuhkan
motivasi, alami sendiri pembelajarannya, namai tiap materi, demonstrasikan,
ulangi dan rayakan keberhasilan (De Porter, 2003:
88).