Tuesday, September 4, 2012

Penilaian Minat



Minat adalah kecenderungan hati yg tinggi terhadap sesuatu; berminat adalah mempunyai (menaruh) minat; cenderung hati kepada;(Dedy Sugono, 2008:1027)
Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (1990: 583), minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Hal penting pada minat adalah intensitasnya. Secara umum minat termasuk karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi(Depdiknas, 2008:6).  
Penilaian minat dapat digunakan untuk:
a.    mengetahui minat peserta didik sehingga mudah untuk pengarahan dalam pembelajaran,
b.    mengetahui bakat dan minat peserta didik yang sebenarnya,
c.    pertimbangan penjurusan dan pelayanan individual peserta didik,
d.    menggambarkan keadaan langsung di lapangan/kelas,
e.    mengelompokkan peserta didik yang memiliki minat sama,
f.     acuan dalam menilai  kemampuan peserta didik secara keseluruhan dan memilih metode yang tepat dalam penyampaian materi,
g.    mengetahui tingkat minat peserta didik terhadap pelajaran yang diberikan pendidik,
h.   bahan pertimbangan menentukan program sekolah,
i.     meningkatkan motivasi belajar peserta didik.


Instrumen penilaian afektif meliputi lembar pengamatan sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral. Ada 11 (sebelas) langkah yang harus diikuti dalam mengembangkan instrumen penilaian afektif, yaitu:
  1. menentukan spesifikasi instrumen.
  2. menulis instrumen. 
  3. menentukan skala instrumen
  4. menentukan pedoman penskoran
  5. menelaah  instrumen
  6. merakit instrumen.
  7. melakukan ujicoba.
  8. menganalisis hasil ujicoba
  9. memperbaiki instrumen.
  10. melaksanakan pengukuran.
  11. menafsirkan hasil pengukuran

Dalam menyusun spesifikasi instrumen perlu memperhatikan empat hal yaitu
(1) tujuan pengukuran, (2) kisi-kisi instrumen, (3) bentuk dan format instrumen, dan (4) panjang instrumen.
Setelah menetapkan tujuan pengukuran kegiatan berikutnya adalah menyusun kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi (blue-print), merupakan matrik yang berisi spesifikasi instrumen yang akan ditulis. Langkah pertama dalam menentukan kisi-kisi adalah menentukan definisi konseptual yang berasal dari teori-teori yang diambil dari buku teks. Selanjutnya mengembangkan definisi operasional berdasarkan kompetensi dasar, yaitu kompetensi yang dapat diukur. Definisi operasional ini kemudian dijabarkan menjadi sejumlah indikator. Indikator merupakan pedoman dalam menulis instrumen. Tiap indikator bisa dikembangkan dua atau lebih instrumen.

Instrumen minat bertujuan untuk memperoleh informasi tentang minat peserta didik terhadap suatu mata pelajaran yang selanjutnya digunakan untuk meningkatkan minat peserta didik terhadap suatu mata pelajaran. Definisi konseptual: Minat adalah keinginan yang tersusun melalui pengalaman yang mendorong individu mencari objek, aktivitas, konsep, dan keterampilan untuk tujuan mendapatkan perhatian atau penguasaan. Definisi operasional: Minat adalah keingintahuan seseorang tentang keadaan suatu objek.

Contoh indikator minat terhadap pelajaran matematika:
·         Memiliki catatan pelajaran matematika.
·         Berusaha memahami matematika 
·         Memiliki buku matematika
·         Mengikuti pelajaran matematika

Contoh pernyataan untuk kuesioner:
·         Catatan pelajaran matematika saya lengkap
·         Catatan pelajaran matematika saya terdapat coretan-coretan tentang hal-hal yang penting
·         Saya selalu menyiapkan pertanyaan sebelum mengikuti pelajaran matematika
·         Saya berusaha memahami mata pelajaran matematika
·         Saya senang mengerjakan soal matematika.
·         Saya berusaha selalu hadir pada pelajaran matematika

Sistem penskoran yang digunakan tergantung pada skala pengukuran. Apabila digunakan skala Thurstone, maka skor tertinggi untuk tiap butir  7 dan skor terendah 1. Demikian pula untuk instrumen dengan skala beda semantik, tertinggi 7 terendah 1. Untuk skala Likert, pada awalnya skor tertinggi tiap butir 5 dan terendah 1. Dalam pengukuran sering terjadi kecenderungan responden memilih jawaban pada katergori tiga 3 (tiga) untuk skala Likert. Untuk menghindari hal tersebut skala Likert dimodifikasi dengan hanya menggunakan 4 (empat) pilihan, agar jelas sikap atau minat responden.

Skor perolehan perlu dianalisis untuk tingkat peserta didik dan tingkat  kelas, yaitu dengan mencari rerata (mean) dan simpangan baku skor. Selanjutnya ditafsirkan hasilnya untuk mengetahui minat masing-masing peserta didik dan minat kelas terhadap suatu mata pelajaran.