Minat adalah
kecenderungan hati yg tinggi terhadap sesuatu; berminat adalah mempunyai
(menaruh) minat; cenderung hati kepada;(Dedy Sugono, 2008:1027)
Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui
pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas,
pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Sedangkan
menurut kamus besar bahasa Indonesia (1990: 583), minat atau keinginan adalah
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Hal penting pada minat adalah
intensitasnya. Secara umum minat termasuk karakteristik afektif yang memiliki
intensitas tinggi(Depdiknas, 2008:6).
Penilaian minat dapat digunakan
untuk:
a. mengetahui minat peserta didik sehingga
mudah untuk pengarahan dalam pembelajaran,
b. mengetahui bakat dan minat peserta
didik yang
sebenarnya,
c. pertimbangan penjurusan dan pelayanan individual peserta
didik,
d. menggambarkan keadaan langsung
di lapangan/kelas,
e. mengelompokkan peserta didik yang memiliki minat sama,
f. acuan dalam menilai kemampuan peserta didik secara keseluruhan
dan memilih metode yang tepat dalam penyampaian materi,
g. mengetahui tingkat minat peserta didik
terhadap pelajaran yang diberikan pendidik,
h. bahan pertimbangan menentukan program sekolah,
i. meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
Instrumen penilaian
afektif meliputi lembar pengamatan sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral.
Ada 11 (sebelas) langkah yang harus diikuti dalam mengembangkan instrumen penilaian
afektif, yaitu:
- menentukan spesifikasi instrumen.
- menulis instrumen.
- menentukan skala instrumen
- menentukan pedoman penskoran
- menelaah instrumen
- merakit instrumen.
- melakukan ujicoba.
- menganalisis hasil ujicoba
- memperbaiki instrumen.
- melaksanakan pengukuran.
- menafsirkan hasil pengukuran
Dalam menyusun
spesifikasi instrumen perlu memperhatikan empat hal yaitu
(1) tujuan
pengukuran, (2) kisi-kisi instrumen, (3) bentuk dan format instrumen, dan (4)
panjang instrumen.
Setelah menetapkan tujuan pengukuran kegiatan berikutnya adalah menyusun kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi (blue-print),
merupakan matrik yang berisi spesifikasi instrumen yang akan ditulis.
Langkah pertama dalam menentukan kisi-kisi
adalah menentukan definisi konseptual yang berasal dari teori-teori yang
diambil dari buku teks. Selanjutnya mengembangkan definisi operasional
berdasarkan kompetensi dasar, yaitu kompetensi yang dapat diukur. Definisi
operasional ini kemudian dijabarkan menjadi sejumlah indikator. Indikator
merupakan pedoman dalam menulis instrumen. Tiap indikator bisa dikembangkan dua
atau lebih instrumen.
Instrumen minat
bertujuan untuk memperoleh informasi tentang minat peserta didik terhadap suatu
mata pelajaran yang selanjutnya digunakan untuk meningkatkan minat peserta
didik terhadap suatu mata pelajaran. Definisi konseptual: Minat adalah keinginan
yang tersusun melalui pengalaman yang mendorong individu mencari objek,
aktivitas, konsep, dan keterampilan untuk tujuan mendapatkan perhatian atau
penguasaan. Definisi operasional: Minat adalah keingintahuan seseorang tentang
keadaan suatu objek.
Contoh indikator minat terhadap pelajaran matematika:
·
Memiliki catatan pelajaran matematika.
·
Berusaha memahami matematika
·
Memiliki buku matematika
·
Mengikuti pelajaran matematika
Contoh pernyataan untuk kuesioner:
·
Catatan pelajaran matematika saya lengkap
·
Catatan pelajaran matematika saya terdapat
coretan-coretan tentang hal-hal yang penting
·
Saya selalu menyiapkan pertanyaan
sebelum mengikuti pelajaran matematika
·
Saya berusaha memahami mata pelajaran matematika
·
Saya senang mengerjakan soal matematika.
·
Saya berusaha selalu hadir pada pelajaran matematika
Sistem
penskoran yang digunakan tergantung pada skala pengukuran. Apabila digunakan
skala Thurstone, maka skor tertinggi untuk tiap butir 7 dan skor terendah 1. Demikian pula untuk
instrumen dengan skala beda semantik, tertinggi 7 terendah 1. Untuk skala
Likert, pada awalnya skor tertinggi tiap butir 5 dan terendah 1. Dalam
pengukuran sering terjadi kecenderungan responden memilih jawaban pada
katergori tiga 3 (tiga) untuk skala Likert. Untuk menghindari hal tersebut
skala Likert dimodifikasi dengan hanya menggunakan 4 (empat) pilihan, agar jelas
sikap atau minat responden.
Skor perolehan
perlu dianalisis untuk tingkat peserta didik dan tingkat kelas, yaitu dengan mencari rerata (mean)
dan simpangan baku skor. Selanjutnya ditafsirkan hasilnya untuk mengetahui
minat masing-masing peserta didik dan minat kelas terhadap suatu mata
pelajaran.