Salah satu
batasan tentang kompetensi sosio kultural adalah seperti yang saya kutip dari http://www.apa.org/pi/oema/guide.html:
A person is culturally competent must
demonstrate not only knowledge and attitudes about ‘other groups’, but also
about their dominant or majority
culture, and about their own personal and professional culture. Most
importantly, a culturally competent person must also be able to demonstrate
specific cultural competencies, including skills, knowledge and attitudes.
|
Stephen Dahl
dalam Kameo (2000:1) mendefinisikan kultur atau budaya adalah kepercayaan dan
asumsi dasar, juga tingkah laku yang muncul dari sekelompok masyarakat. Kultur
atau budaya adalah cara sekelompok orang menerima kenyataan. Bila dikaitkan
dengan kompetensi sosio kultural, maka kompetensi ini mengharapkan seseorang
untuk dapat memahami kepercayaan, asumsi dasar serta tingkah laku yang muncul
pada masyarakat yang menggunakan bahasa Inggris.
Konsep-konsep
kultur atau budaya untuk membedakan kultur satu dan yang lain ada banyak. Dalam
penelitian ini, siswa hanya akan ditingkatkan kompetensi sosio kultural yang
masih terbatas dalam lima
konsep penting seperti yang disampaikan oleh Kameo (2000:3-7) berikut ini:
a.
Persepsi
Bagaimana kita
memahami dunia tergantung pada
pengalaman kita. Kita memahami
dunia bukan saja bagaimana dunia itu tetapi seperti apa menurut anggapan kita.
Persepsi akan sesuatu berbeda dari satu orang ke orang lain. Jadi apa yang kita
lihat, dengar, bau serta rasakan mungkin tidak sama dengan apa yang dirasakan
oleh orang dengan lain budaya. Persepsi orang terhadap buah durian, misalnya
mungkin berbeda antara orang Indonesia dan orang barat. Jadi pada konsep ini
siswa akan diajak untuk memahami persepsi atas sesuatu sesuai dengan budaya
penutur asli bahasa Inggris. Siswa akan diberi tugas bagaimana perbedaan
persepsi mereka atas sesuatu dengan orang yang mempunyai kultur bahasa Inggris.
b.
Nilai atau value
Nilai tampak pada
tingkah laku. Ketika nilai dua kultur atau budaya berbeda, cara orang-orang
tadi dalam berpikir, bertingkah laku dan berkomunikasi akan berbeda pula.
Bahkan orang yang memiliki budaya samapun tingkatan nilai itu bisa berbeda.
Berikut ini adalah nilai-nilai yang akan dianalisa oleh siswa dalam penelitian
tindakan kelas saya untuk meningkatkan kompetensi sosio kultural budaya dalam
bahasa Inggris.
Tabel
2.1
Nilai-nilai
Analisis Siswa
Fate or destiny
|
Personal control over the environment
|
Hierarchy, rank and status
|
Equality and egalitarian
|
Group orientation
|
Individualism
|
Being orientation
|
Action and work orientation
|
Formality
|
Informality
|
Indirectness and saving face
|
Directness, opennes and honesty
|
Spiritualism
|
Materialism
|
Past orientation
|
Futur orientation
|
Tradition
|
Change
|
c.
Waktu
Pengahargaan terhadap waktu dari
berbagai macam budaya berbeda. Beberapa orang melihat waktu itu berputar,
sementara orang lain melihatnya linear, bergulir dalam sebuah garis lurus.
Kultur juga membedakan orientasi orang terhadap waktu. Suatu budaya mungkin
beroientasi pada masa silam, masa kini atau masa depan. Orientasi terhadap
waktu ini mempengaruhi betapa mudahnya wajah budaya berubah. Beberapa orang
memandang perubahan itu positif dan diinginkan, sementara orang lain tidak. Orang
Amerika menganggap waktu itu berharga, sehingga dapat dihemat, dibuang atau
hilang. Sementara orang Indonesia
sebagian besar menganggap waktu itu elastis seperti karet. Jadwal tidak selalu
ditepati secara ketat. Konsep waktu ini juga merupakan salah satu aspek yang
akan dipelajari siswa dalam film yang akan mereka analisa.
d.
Jarak
Penggunaan jarak tidak sama antara
budaya satu dengan budaya lain. Jarak di sini meliputi jarak satu rumah ke
rumah orang lain, jarak orang berbicara ketika bertatap muka. Jarak dua orang
java yang sedang berbicara bervariasi menurut tingkatan sosial mereka. Dua
orang yang memiliki tingkat sosial yang jauh, mereka berbicara dalam jarak yang
relatif lebih jauh daripada orang yang berstatus sosial sama. Demikian pula
dengan kedekatan hubungan seseorang mempengaruhi jarak mereka berbicara. Konsep
jarak ini juga akan dianalisa siswa dalam penelitian tindakan ini.
e.
Tingkah laku non verbal
Tingkah laku non
verbal adalah komunikasi diam. Hal ini berhubungan dengan bagaimana orang
berkomunikasi tidak dengan menggunakan kata-kata. Termasuk di dalamnya adalah
tanda, bahasa tubuh, simbol-simbol, ekspresi wajah, penampilan, postur, kontak
mata, dan tingkat kontak tubuh satu orang ke orang lain.
Kelima konsep budaya tadi akan dilihat siswa dalam film-film yang akan
mereka lihat dalam proyek yang saya berikan untuk melakukan penelitian tindakan
kelas ini.