Friday, May 17, 2013

Model Pembelajaran Kelompok Gabungan Jigsaw dan STAD


Sampai saat sekarang terdapat beberapa model pembelajaran kooperatif atau pembelajaran kelompok yang dikembangkan oleh para pakar pendidikan, dua di antaranya adalah model Jigsaw dan model STAD (Student Team Achievement Division). Bentuk pembelajaran kelompok model Jigsaw yaitu anggota kelompok diberi tugas yang berbeda satu dengan lainnya dari satu pokok bahasan. Agar masing-masing tetap mengetahui keseluruhan pokok bahasan yang dibahas dalam kelompoknya, tes diberikan dengan menyeluruh dengan penilaian didasarkan pada rata-rata skor tes kelopok. Adapun langkah-langkah penting dalam pembelajaran model Jigsaw adalah sebagai berikut.
Langkah-langkah Penting Dalam Pembelajaran Model Jigsaw


Langkah
Aktivitas
Pertama
Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari dalam kelompok secara garis besarnya saja dengan menggunakan struktur makro;
Kedua
Guru membagi siswa dalam kelompok kooperatif;
Ketiga
Membagi materi atau topik menjadi sub-sub topik kemudian dibagikan kepada anggota kelompok sesuai dengan bidang ahlinya untuk didiskusikan dengan ahli-ahli yang sama dari kelompok lain;

Keempat
Setelah menjadi ahli dalam sub topiknya siswa kembali di kelompok semula untuk menularkan informasi penting dalam sub topik tersebut kepada temannya. Ahli subtopik lainnya juga melakukan hal serupa, sehingga semua siswa menguasai topik pelajaran itu;
Kelima
Evaluasi terhadap materi secara individu; dan
Keenam
Pemberian penghargaan, penghargaan diberikan dengan melihat nilai tertinggi dari peningkatan skor seluruh anggota kelompok

Bentuk pembelajaran kelompok model STAD (Student Team Achievement Division) yaitu siswa dalam kelas dibagi dalam kelompok-kelompok kecil. Anggota-anggota dalam kelompok saling belajar dan membelajarkan. Fokus yang ditekankan adalah keberhasilan seorang anggota akan berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok. Demikian pula keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan individu siswa. Adapun langkah-langkah penting dalam pembelajaran model STAD adalah sebagai berikut.
Langkah-langkah Penting Dalam Pembelajaran Model STAD

Langkah
Aktivitas
Pertama
Penyajian kelas secara konvensional di dalam kelas oleh guru. Dalam STAD penyajian kelas sama dengan pengajaran konvensional hanya saja pembelajaran yang disampaikan difokuskan pada materi yang dibahas saja. Guru menyajikan sebanyak satu atau dua kali;
Kedua
Membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari 3 – 5 siswa, di mana tiap kelompok terdiri dari siswa-siswa yang beragam kemudian diberi tugas untuk dikerjakan siswa secara kelompok;
Ketiga
Memberikan tes atau kuis yang bersifat individu dengan tujuan agar siswa berusaha dan bertanggung jawab secara individu. Siswa juga harus menyadari bahwa keberhasilannya akan memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi kelompoknya;
Keempat
Pemberian skor peningkatan individu. Komponen skor peningkatan individu dalam STAD adalah untuk memberikan kepada siswa sasaran yang dapat dicapai bila mereka bekerja keras, sehingga memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Pengolahan skor hasil kerja siswa dilakukan melalui skor awal, skor tes, skor peningkatan dan skor kelompok; dan
Kelima
Pengakuan kelompok. Skor peningkatan masing-masing individu dalam kelompok itu digabungkan, sehingga kelompok mana yang skornya paling baik

Kelebihan pembelajaran kelompok model Jigsaw adalah adanya kelompok ahli yang memberikan pembelajaran kepada anggota dalam kelompoknya, seangkan kelebihan model STAD adalah pemberian materi oleh guru secara lebih terfokus, sehingga siswa lebih mempunyai gambaran yang lebih baik tentang topik yang sedang dipelajari. Dengan memperhatikan kelebihan serta menfaat yang diperoleh dari pembelajaran kelompok, maka dalam penelitian ini akan digunakan model pembelajaran kelompok gabungan antara model Jugsaw dan model STAD di mana langkah-langkah penting yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.
Langkah-langkah Gabungan Model Jigsaw dan Model STAD

Langkah
Aktivitas
Pertama
Pembelajaran konvensional secara klasikal dengan memberikan materi secara garis besar dan lebih terfokus (langkah 1 model STAD)
Kedua
Pembentukan kelompok di mana anggotanya terdiri dari siswa pendai, sedang dan kurang pandai yang didasarkan atas rangking kelas itu dan tiap kelompok terdiri dari 5 siswa (langkah 2 STAD)
Ketiga
Membagi materi dalam subtopik-subtopik untuk selanjutnya dibagikan kepada anggota kelompok sesuai bidang ahlinya untuk selanjutnya didiskusikan dengan ahli-ahli yang sama dari kelompok lain (langkah 3 Jigsaw)
Keempat
Setelah menjadi ahli siswa kembali ke kelompoknya untuk menularkan materi penting dalam subtopik itu kepada anggota keleompoknya dalam bentuk kegiatan mengerjakan LKS yang materinya merupakan gabungan dari seluruh subtopik yang dipelajari (langkah 4 Jigsaw)
Kelima
Tes individu (langkah 5 Jigsaw)
Keenam
Pemberian penghargaan berdasar nilai tertinggi dan peningkatan skor seluruh anggota kelompok dengan star awal sebagai pijakan adalah jumlah skor kelompok pada pretes tahap pertama (langkah 6 STAD dan Jigsaw)

Model ini sebenarnya lebih condong kepada model Jigsaw tetapi pada awal pertemuan pemberian materi lebih difokuskan lagi dan tidak hanya dalam bentuk makro, sehingga siswa lebih percaya diri. Hal ini lebih didasari oleh budaya siswa yang terbiasa menerima materi dengan metode ceramah dan belum terbiasa dengan pemberian materi secara makro. Siswa juga lebih mudah menerima informasi materi dari anggota kelompoknya yang telah menjadi ahli dalam sub topik tertentu, karena sudah ada gambaran sebelumnya saat guru memberikan pengajaran kelas secara garis besar dan terfokus. Keuntungan yang lain adalah tetap terbentuk kelompok ahli dalam sub topik tertentu, sehingga dapat memecu siswa untuk lebih mengetahui materi sub topik yang lain dengan cara bertanya kepada anggota kelompoknya. Hal ini berarti meningkatkan aktivitas siswa karena dirirnya merasa ikut bertanggung jawab terhadap kesuksesan kelompoknya.