1. Pengertian
Persepsi
Persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses dengan
mana individu- individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera
mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka. Bagimanapun, seperti telah
kami catat, apa yang dipersepsikan seseorang dapat cukup berbeda dari kenyataan
yang objektif. Tidak harus demikian, tetapi sering ada ke tak sepakatan.
Misalnya, dimungkinkan bahwa semua karyawan dalam sebuah perusahaan dapat
memandanag perusahaan itu sebagai tempat yang hebat untuk bekerja—kondisi kerja
yang menguntungkan, tugas pekerjaan yang menarik, upah yang baik, manajemen
yang bijaksana dan bertanggung jawab—tetapi, seperti kebanyakan bkita tahu,
sangatlah tidak biasa untuk mendapatkan kesepakatan seperti itu.
2. Faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi
Pelaku persepsi
Bila seorang individu memandang pada suatu target dan
mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sanmgat dipengaruhi
oleh karakteristik-karakterisrtik pribadi dari pelaku persepsi individual itu.
Pernahkah Anda membeli sebuah mobil baru dan kemudian mendadak mencatat banyak
sekali mobil seperti milik Anda dijalan? Kemungkinan kecil jumlah mobil semacam
itu mendadak meningkat keras. Lebih mungkin, pembelian Anda sendiri telah
mempengaruhi persepsi Anda sehingga sekarang Anda lebih mungkin untuk memperhatikan
mobil-mobil itu. Inilah suatu contoh dari bagaimana fraktor-faktor yang
dikaitkan pada pelaku persepsi mempengaruhi apa yang dipersepsikannya. Diantara
karakteristik pribadi yang lebih relevan yang mempengaruhi persepsi adalah
sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan [ekspektasi] .
Sandy menukai kelas dengan sedikit murid karena ia
menikmati banyak bertanya kepada gurunya. Scott lebih menyukai ceramah dengan
banyak khalayak. Ia jarang mengajukan pertanyaan dan menyukai keadaan tak kenal [anonimitas] yang terjadi dengan
menghilang dalam lautan manusia. Pada hari pertama kuliah semester ini, Sandy dan Scott kebetulan
berjalan bersama ke aula universitas untuk kuliah pengantar psikologi. Keduanya
mengenali bahwa mereka akan berada diantara 800 mahasiswa dalam kelas ini.
Tetapi dengan Anda tahu sikap Sandy dan Scoot
yang berbeda, seharusnya tidak mengejutkan Anda bilamenjumpai tafsiran mereka
mengenai apa yang mereka lihat itu berlainan. Sandy merajuk, sementara senyum Scott tidak
bisa menyembunyikan kelegaannya karena dapat bercampur tanpa dikenali ke dalam
aula yang besar itu. Keduanya melihat barang yang sama, tetapi menafsirkan
secara berbeda. Alasan utama adalah bahwa mereka mempunyai sikap yang
bertolak-belakang [divergen] mengenai kelas-kelas yang banyak
mahasiswanya.
Kebutuhan atau motif yang tidak dipuaskan merangsang
individu-individu dan dapat menggunakan suatu pengaruh yang kuat pada persepsi
mereka. Secara dramatis ini diperagakan dalam riset mengenai rasa lapar.
Individu-individu dalam studi itu belum makan selama sejumlah jam yang
jumlahnya beraneka. Beberapa mtelah makan sejam sebelumnya; yang lain sudah
sejak 16 jam belum kemasukan makanan. Subjek-subjek ini ditunjuki gambar-gambar
yang kabur, dan hasil-hasilnya menyatakan bahwa parahnya rasa lapar
mempengaruhi pebafsiran terhadap gambar-gambar kabur itu. Mereka yang belum
makan sejak 16 jam mempersepsikan citra kabur tadi sebagai gambar makanan
secara jauh lebih sering daripada yang dilakukan subjek-subjek yang baru saja
makan beberapa waktu yang lalu.
Gejala yang sama mempunyai penerapan dalam suatu konteks
organisasional juga. Tidak akan mengejutkan, misalnya, menemukan seorang atasan
yang tidak kokoh pendiriannya mempersepsikan upaya-upaya seorang bawahan untuk
melakukan pekerjaan dengan baik sekali sebagai ancaman terhadap posisinya.
Ketidakmantapan pribadi dapat ditransfer ke dalam persepsi bahwa orang-orang
lain berusaha “merebut pekerjaan saya,” tak peduli maksud para bawahan itu.
Serupa pula, orang-orang yang berbelit-belit cenderung melihat orang lain
sebagai berbelit-belit pula.
Seharusnya tidak mengherankan Anda bahwa seorang ahli
bedah plastik lebih mungkin mencatat adanya hidung yang tidak sempurna daripada
seorang tukang ledeng. Seorang penyelia yang baru saja ditegur oleh atasannya
karena tingkat keterlambatan masuk kerjanya tinggi diantara stafnya akan lebih
mungkin untuk memperhatikan keterlambatan seorang karyawan esok hari daripada
pecan yang silam. Jika Anda disibukkan dengan suatu masalah pribadi, mungkin
Anda merasa sulit untuk mencurahkan perhatian dalam kelas. Contoh-contoh ini
melukiskan bahwa fokus perhatian kita tampaknya dipengaruhi oleh kepentingan
atau minat kita. Karena kepentingan individual kita cukup berbeda, apa yang dicatat
satu orang dalam suatu situasi dapat berbeda dengan apa yang diperspsikan oleh
orang lain.
Tepat seperti kepentingan menyempatkan fokus seorang,
demikian pula pengalaman masa-lalu. Anda mempersepsikan hal-hal terhadap mana
Anda dapat berkaitan. Tetapi, dalam banyak hal, pengalaman masa lalu Anda akan
bertindak meniadakan kepentingan suatu objek.
Objek atau peristiwa yang belum pernah dialami
sebelimnya akan lebih mencolok daripada yang pernah dialami masa lalu. Anda
akan lebih mungkin memperhatikan sebuah mesin yang belum pernah Anda lihat
sebelumnya daripada kabinet berkas yang standar yang tepat seperti ratusan
kabinet lain yang pernah Anda lihat sebelumnya. Serupa pula, lebih mungkin Anda
akan memperhatikan operasi-operasi sepanjang sebuah lini perakitan jika baru
pertama kali ini Anda melihat lini perakitan. Dalam akhir dasawarsa 1960-an dan
awal 1970-an, wanita dan minoritas dalam posisi manajerial akan sangat tampak
karena, secara histories, posisi-posisi ini merupakan daerah pria kulit-putih.
Dewasa ini, kelompok-kelompok ini lebih meluas diwakili dalam peringkat
manajerial, sehingga lebih kecil ke-mungkinan kita memperhatikan bahwa seorang
manajer adalah wanita, Amerika-Afrika, Amerika-Asia, atau Latino.
Akhirnya, pengharapan dapat menyimpan persepsi Anda
dalam hal Anda akan melihat apa yang Anda harapkan lihat. Jika Anda
mengharapkan perwira polisi itu otoritas [berwibawa], anak muda itu ambisius,
direktur personalia itu “menyukai orang-orang”, atau individu yang memangku
jabatan public itu “lapar kekuasaan”, maka mungkin Anda mempersepsikan mereka
dalam cara ini, tak peduli cirri-ciri mereka yang sebenarnya.