Wednesday, August 8, 2018

Pengertian Menulis

Menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa adalah media komunikasi pengungkapan pikiran, ide atau gagasan untuk mencapai suatu maksud atau tujuan. Henry Guntur Tarigan (1983: 21) menyatakan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Lambang-lambang grafik yang dimaksud dapat berupa tulisan maupun tulisan yang disertai gambar serta simbol-simbol. Batasan serupa disampaikan oleh Robert Lado (dalam Agus Suriamihardja, H. Akhlan Husein dan Nunuy Nurjanah, 1997: 1) “ To write is to put down the graphic symbols that represent a language one understand, so that other can read these graphic representation”, yang diartikan menulis adalah menempatkan simbol-simbol grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut beserta simbol-simbol grafisnya.
9
 
Sebuah tulisan dapat dikatakan berhasil apabila tulisan tersebut dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca. Segala ide dan pesan yang disampaikan dipahami secara baik oleh pembacanya, tafsiran pembaca sama dengan maksud penulis (Atar Semi, 1990: 8). Sopa (dalam Ari Kusmiatun, 2005: 136) menambahkan komunikasi – dengan cara menulis – akan berhasil baik jika apa yang hendak disampaikan dapat sama dengan apa yang dipersepsi. Agar  terpahami dengan baik, sebuah tulisan harus terorganisasi dengan baik. Senada dengan pendapat tersebut, Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad dan Sakura H. Ridwan (1999: 2) menyatakan bahwa menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya  secara tersurat. Oleh pakar yang sama diungkapkan bahwa menulis: (1) merupakan bentuk komunikasi; (2) merupakan suatu proses pemikiran yang dimulai dengan pemikiran tentang gagasan yang akan disampaikan; (3) bentuk komunikasi yang berbeda dengan bercakap-cakap; dalam tulisan tidak terdapat intonasi, ekspresi wajah, gerakan fisik serta situasi yang menyertai percakapan; (4) merupakan suatu ragam komunikasi yang perlu dilengkapi dengan “alat-alat” penjelas serta aturan ejaan dan tanda baca; (5) merupakan bentuk komunikasi untuk menyampaikan gagasan penulis kepada khalayak pembaca yang dibatasi oleh jarak dan waktu (1997: 8 - 9).
Menulis pada hakikatnya melakukan kegiatan yang kompleks. Diungkapkan oleh Atar Semi (1990: 8) bahwa menulis adalah pemindahan pikiran atau perasaan ke dalam bentuk lambang-lambang bahasa. Dengan kata lain, menulis adalah melahirkan pikiran dan perasaan lewat tulisan (Hernowo, 2002: 116). Menulis dapat juga diartikan sebagai aktivitas berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis (Agus Suriamihardja, H. Akhlan Husein dan Nunuy Nurjanah, 1997: 2).
The Liang Gie (2002: 3) menyamakan pengertian menulis dengan mengarang.  Diungkapkan bahwa menulis arti pertamanya ialah membuat huruf, angka, nama, sesuatu tanda kebahasaan apa pun dengan sesuatu alat tulis pada suatu halaman tertentu. Kini dalam pengertiannya yang luas, menulis merupakan kata sepadan yang mempunyai arti sama dengan mengarang. Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami. Burhan Nurgiyantoro (1988: 273) menambahkan pengertian menulis sebagai aktivitas mengemukakan gagasan melalui bahasa. Aktivitas pertama menekankan unsur bahasa sedangkan yang kedua gagasan. Gagasan merupakan makna yang menyadarkan. Dalam tulisan, gagasan cemerlang yang tersirat dalam tulisan akan mampu memikat pembaca dan pada akhirnya mampu membuat pembaca melakukan perubahan-perubahan besar yang berarti dalam hidupnya.
Sebuah tulisan mencerminkan jiwa penulisnya. Oleh karenanya, kegiatan mengarang adalah suatu proses kegiatan pikiran manusia yang hendak mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain atau kepada diri sendiri dalam tulisan (Widyamartaya, 1991: 9). Hernowo (2002: 215) menegaskan bahwa menulis merupakan aktivitas intelektual praktis yang dapat dilakukan oleh siapa saja dan amat berguna untuk mengukur sudah seberapa tinggi pertumbuhan ruhani seseorang. Aktivitas menulis juga bermanfaat menyeimbangkan fungsi kerja kedua belahan otak, baik otak kanan maupun otak kiri. (Hernowo, 2002: 230).

Berdasar pada beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, secara umum dapat dikemukakan bahwa menulis adalah aktivitas melahirkan pikiran dan perasaan lewat tulisan secara tertib dan tertata sehingga dipahami oleh pembaca.
Untuk menghasilkan tulisan yang baik, seorang penulis hendaknya memiliki tiga keterampilan dasar yang meliputi: (1) keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menggunakan ejaan, tanda baca, pembentukan kata, pemilihan kata serta penggunaan kalimat yang efektif; (2) keterampilan penyajian, yaitu keterampilan pembentukan dan pengembangan paragraf, keterampilan merinci pokok bahasan menjadi sub pokok bahasan, menyusun pokok bahasan dan sub pokok bahasan ke dalam susunan yang sistematis; (3) keterampilan perwajahan, yaitu keterampilan pengaturan tipografi dan pemanfaatan sarana tulis secara efektif dan efisien, tipe huruf, penjilidan, penyusunan tabel dan lain-lain. Ketiga keterampilan tersebut saling menunjang dalam kegiatan menulis tentunya didukung oleh keterampilan menyimak, membaca serta berbicara yang baik (Atar Semi, 1990: 10).