Pengetahuan tidak datang dan masuk ke dalam benak siswa
seperti hujan turun dan meresap ke dalam tanah.
Untuk memperoleh pengetahu-an, siswa harus ‘berjuang’ dengan mencerna
informasi yang datang dari guru, informasi dari media cetak (bahan tertulis),
informasi yang terkandung di dalam benda-benda yang dijumpainya, dan
sebagainya. Oleh karena itu, untuk
memperoleh pengetahuan, siswa harus ‘aktif’, atau ‘belajar secara aktif’. Oleh karena itu, dalam kelas yang ideal,
siswa harus melakukan ‘penyelidikan’ memecahkan masalah, mengeksplorasi
gagasan-gagasan dengan menggunakan benda-benda konkret, menggunakan media pembelajaran,
mengerjakan hal-hal tersebut secara mandiri dan secara berkelompok, atau dengan
bekerja sama dalam kelompok kecil, mengungkap-kan gagasan-gagasan baik secara
tertulis maupun secara lisan.
Agar siswa memahami materi pelajaran, siswa perlu:
1.
berusaha
memecahkan masalah nyata yang sesuai dengan perkembangan dan pengalamannya;
2.
bekerja
baik mandiri maupun dalam kelompok,
3.
melakukan
berbagai kegiatan seperti: menganalisis masalah, menjelaskan masalah, membuat
dugaan atau terkaan tentang pemecahan masalah, menilai kebenaran pemecahan
masalah, melakukan eksplorasi yang relevan dengan mata pelajaran yang
bersangkutan.
4.
menggunakan
pengetahuannya dalam menghadapi masalah-masalah nyata
5.
menggunakan
berbagai alat bantu yang sesuai untuk meningkatkan pemahaman materi pelajaran
6.
mengomunikasikan
materi pelajaran secara lisan dan tertulis.
7.
mempunyai
sikap positif terhadap mata pelajaran ybs.
Salah satu prinsip pembelajaran adalah “Mulai dari konkret
ke abstrak”.
Prinsip
itu memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksplorasi tentang suatu
perkara yang dipilihkan oleh guru. Siswa
akan terlibat lebih aktif dalam pembelajaran dan penilaian, jika siswa juga
ikut memilih hal yang harus dieksplorasi, sesuai dengan minatnya atau gaya
belajarnya. Portofolio merupakan tempat
bagi siswa untuk secara aktif memilih hal yang dieksplorasi, dan menunjukkan
bukti tentang kompetensi siswa, di luar hasil tes. Dengan kata lain, di samping mengaktifkan
siswa, portofolio memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut serta dalam
penilaian atas dirinya.
Tes yang lazim pada masa-masa lalu
kebanyakan lebih menekankan pentingnya
menilai pemahaman materi pelajaran daripada pengetahuan siswa tentang kaidah,
algoritma, prosedur, dan cara berpikir.
Dalam hal pembelajaran yang menuntut penguasaan materi serta pemilikan
keterampilan dan sikap yang baik, akan lebih baik jika digunakan instrumen
penilaian yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan
kemampuannya dalam memecahkan masalah, bernalar, berkomunikasi, melakukan
penyelidikan, dan berkreasi. Untuk maksud tyersebut, portofolio merupakan salah
satu instrumen yang cocok. Siswa SLTP,
SMU, dan SMK tentu berpendapat bahwa materi pelajaran yang “penting” adalah
materi yang diujikan atau yang sering muncul dalam tes. Dengan portofolio, yang semua isinya akan
dinilai, siswa dapat diharapkan akan memberikan perhatian yang tinggi pula
kepada bagian-bagian yang tidak diujikan atau tidak masuk dalam tes. Jika guru ingin agar siswanya suka melakukan
penyelidikan atau melakukan eksplorasi, tidak sekedar menghafal, dan siswanya
tidak mudah melupakan materi tertentu, maka penggunaan portofolio penilaian
merupakan jalan yang cocok untuk maksud itu.
Belajar merupakan proses yang
panjang. Untuk memperoleh pengetahuan
yang mendalam tentang sesuatu, siswa memerlukan banyak pengalaman (banyak
membaca, banyak merenungkan, banyak komunikasi, memecahkan banyak masalah, dan
sebagainya.). Pembentukan gambar tentang
kompetensi siswa juga memerlukan berbagai instrumen penilaian. Portofolio yang berisi koleksi produk siswa,
dan laporan proses yang dilalui oleh siswa, yang meliputi rentang waktu yang
panjang, dapat memberikan gambaran yang relatif lengkap tentang perkembangan
dan kompetensi siswa yang bersangkutan.
Penggunaan portofolio untuk penilaian juga bermanfaat,
karena hal-hal berikut.
1.
Portofolio
menyajikan atau memberikan:“bukti” yang lebih jelas atau lebih lengkap tentang
kinerja siswa daripada hasil tes di kelas
2.
Portofolio
dapat merupakan catatan penilaian yang sesuai dengan program pembelajaran yang
baik
3.
Portofolio
merupakan catatan jangka panjang tentang kemajuan siswa
4.
Portofolio
memberikan gambaran tentang kemampuan siswa
5.
Penggunaan
portofolio penilaian memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan
keunggulan dirinya, bukan kekurangan atau kesalahannya dalam mengerjakan soal
atau tugas.
6.
Penggunaan
portofolio penilaian mencerminkan pengakuan atas bervariasinya gaya belajar
siswa.
7.
Portofolio
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam penilaian hasil
belajar
8.
Portofolio
membantu guru dalam menilai kemajuan siswa
9.
Portofolio
membantu guru dalam mengambil keputusan tentang pembelajaran atau perbaikan
pembelajaran
10.
Portofolio
merupakan bahan yang relatif lengkap untuk berdiskusi dengan orang tua siswa, tentang
perkembangan siswa yang bersangkutan.
11. Portofolio
membantu pihak luar untuk menilai program pembelajaran yang bersangkutan.
Penggunaan portofolio juga memiliki kelemahan atau
menghadapi kesulitan. Kelemahan atau
kesulitan itu, antara lain:
1.
Penggunaan
portofolio tergantung pada kemampuan siswa dalam menyampaikan uraian secara
tertulis. Selama siswa belum lancar
berbahasa tulis Indonesia, penggunaan portofolio akan merupakan beban tambahan
yang memberatkan sebagian besar siswa.
2.
Penggunaan
portofolio untuk penilaian memerlukan banyak waktu dari guru untuk melakukan
penskoran; apalagi kalau kelasnya besar.
Oleh
karena itu, portofolio yang ditugaskan
untuk dibuat perlu disesuaikan dengan kemampuan siswa berbahasa tulis
Indonesia dan waktu yang tersedia bagi guru untuk membacanya