, TIK
telah menjadi simbol gelombang perubahan. Bagaimana kita menghadapi perubahan
ini? Kalau TIK itu diibaratkan sebagai arus badai, maka sekurang-kurangnya ada
tiga sikap dalam menghadapinya. Pilihan pertama, membangun dinding yang kokoh
agar tidak terkena badai tersebut. Pilihan kedua, berdiam diri dan membiarkan
diri kita terbawa arus. Pilihan ketiga, memanfaatkan arus tersebut sebagai
sumber energi. Pilihan manakah yang akan kita ambil? Sekalipun jawaban terhadap
pertanyaan ini tergantung kepada diri kita masing-masing, tentunya kita sepakat
bahwa pilhan terbaik adalah memanfaatkan arus tersebut sebagai sumber energi.
Perubahan
(kemajuan TIK) ini melanda semua aspek kehidupan manusia, termasuk pendidikan/
pembelajaran. Pendapat Rosenberg (2001) sebagaimana dikutip oleh M. Surya
mengemukakan bahwa pergeseran paradigma dalam proses pembelajaran adalah: (a) dari pelatihan ke penampilan, (b) dari
ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (c) dari kertas ke “online” atau
saluran, (d) dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (e) dari waktu
siklus ke waktu nyata. Ruang belajar atau ruang kelas, misalnya, mempunyai
pengertian yang sangat berbeda dewasa ini.
Dahulu
yang disebut ruang belajar adalah ruang berbentuk kotak berisi sejumlah meja
kursi murid, meja kursi guru, lemari, dan sebuah papan tulis di dinding.
Sekarang, pengertian ruang kelas/belajar tidak lagi dibatasi dengan empat
dinding dan satu orang guru. Kemudian,
guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar bagi para siswa.
Demikian juga dengan media pembelajaran bukan lagi sekedar terbatas pada papan
tulis dan kapur; dan buku tidak lagi hanya sebagai kumpulan kertas yang
tercetak.
Sekarang,
mari kita coba lanjutkan mengidentifikasi satu komponen kegiatan pembelajaran
yang mengalami perubahan paradigma, yaitu guru. Tentunya kita semua tahu bahwa
guru itu dahulu merupakan satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Bagaimana
perkembangan paradigma mengenai guru akhir-akhir ini? Guru bukan lagi merupakan
satu-satunya sumber belajar bagi para
siswanya tetapi telah bergeser menjadi salah satu sumber belajar karena
masih banyak lagi sumber belajar lain.
a.
Perubahan Paradigma pada Guru
Tampaklah
telah terjadi pergeseran paradigma mengenai guru, yaitu yang semula merupakan
satu-satunya sumber belajar bagi siswanya, menjadi salah satu sumber belajar bagi para
siswanya.
b. Perubahan Paradigma pada
Kurikulum
Sekarang, mari kita
lihat perubahan paradigma tentang kurikulum. Kurikulum pada masa lalu
sepenuhnya ditentukan oleh pemerintah dan guru hanya tinggal
mengimplementasikannya. Perubahan yang terjadi dewasa ini adalah bahwa
penentuan kurikulum telah bergeser, tidak lagi sepenuhnya di tangan pemerintah.
Justru, masing-masing satuan pendidikan diberi otonomi untuk mengembangkan
kurikulum sendiri. Sedangkan peran pemerintah telah berkurang yaitu hanya
menetapkan standar kompetensi. Perubahan ini akan terus berlanjut. Sekolah masa
depan akan mengembangkan kurikulum yang menjadi ciri khas masing-masing. Orang
tua murid akan memilih sekolah yang cocok untuk tempat pendidikan anaknya
sesuai dengan minat dan harapan mereka.
c. Perubahan Paradigma pada
Proses Pembelajaran
Proes
pembelajaran turut mengalami perubahan. Sebagaimana kita pahami bersama bahwa
“proses pembelajaran yang sebelumnya adalah didominasi oleh aktivitas guru dan
siswa cenderung pasif” telah bergeser menjadi “proses pembelajaran yang
mendorong siswa aktif belajar”. Kemudian, apabila sebelumnya, proses
pembelajaran adalah berbasis sumber belajar tunggal (single-based learning resources), maka telah berubah menjadi proses
pembelajaran yang bebasis aneka sumber belajar (varied-based learning resources).
d. Perubahan Paradigma pada
Lembaga Pendidikan
Lembaga
pendidikan tidak terkecuali mengalami perubahan paradigma pada berbagai
komponennya. Seiring dengan perkembangan atau kemajuan TIK, maka lembaga
pendidikan yang sebelumnya hanya menerapkan moda tunggal (single mode) dalam menyelenggarakan pendidikan telah mengalami perubahan menjadi moda ganda
(dual mode).