Seorang
yang ditugaskan untuk meneliti suatu daerah atau suatu pokok persoalan
tertentu, harus menyampaikan suatu laporan mengenai hal yang ditugaskan
kepadanya itu. la sebenarnya mengetahui banyak hal selama menjalankan tugasnya
itu. Sebab itu ia bisa menceriterakan semuanya dalam suatu karangan yang panjang
lebar. Teiapi semua itu tidak perlu diceriterakannya. Dalam laporan yang ditulisnya
ia hanya
menyampaikan hai-hai yang esensil. ha' hal yang pokok yang bertalian
dengan tugasnya. sehingga orana yang menerima laporan itu segera
mengetahui masalahnya. dan dapat segera mengambil
langkah-lang-kah yang diperiukan. Penulis laporan harus menyadari dan berusaha
agar apa yang disampaikan itu merupakan halhai yang penting. bukan
mengenaipengaiaman-pengalaman pribadi atau hal-hal yang kurang penting bila
dibandingkan dengan masalah yang dihadapi.
Apa
yang dikemukakan di atas hanya merupakan suatu ilustrasi mengenai pengertian
laporan. Sebenarnya laporan itu sendiri merupakan suatu jenis dokumen yang
sangat bervariasi bentuknya, dan sebab itu sukar diberi suatu batasan
pengertian yang jelas. Variasinya mulai dari suatu bentuk iaporan yang
sederhana berbentuk angka-angka sebagai suatu gambaran mengenai perkembangan
suatu persoalan, sampai kepada laporan yang terdiri dari beberapa Jilid buku
yang masingmasing terdiri dari ratusan halaman.Ada yang berbentuk isian formu lirformulir
yang standar, ada yang berbentuk surat, ada'pula yang berbentuk buku. Laporan
merupakan unsur yang sangat penting, terutama dalam menyusun kebijaksanaan kebijaksanaan.
Seringkali karena luasnya organisasi, pimpinan tidak dapat menguasai keadaan
secara terperinci mengenai semua hal-ihwal yang terjadi pada tingkat bawah dari
organisasi yang dipimpinnya. Tetapi dengan bantuan laporan pimpinan atas dapat
mengetahui secara terus-menerus apa yang terjadi setiap hari pada unit-unit
yang paling bawah. Dengan mempertimbangkan bahanbahan yang disampaikan melalui
laporan-laporan, akhirnya sebagai pimpinan ia dapat mengambil
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang tepat dan cepat.
Sebelum
seseorang dibiasakan menulis laporan dalam hubungan dengan tugas pekerjaannya,
ia sudah harus mengenai dan menulis laporan-laporan itu di sekolah. Baik
laporan yang akan dibuat untuk perusahaan maupun laporan yang dibuat untuk
kepentingan pendidikan mengandung banyak segi yang sama. Namun ada satu segi
perbedaan yang amat penting antara kedua macam laporan tersebut, yaitu: laporan
untuk suatu dunia usaha tergantung pada satu pertanyaan, "bagai-mana supaya
laporan itu cocok dengan kebutuhan mereka yang mene-rima laporan itu?"
Sebaliknya laporan untuk kepentingan kelas tidak selalu dibayangi dengan
pertanyaan di atas. Pengajar yang akan mene-rima dan memeriksa laporan itu sama
sekali tidak membutuhkan laporan tersebut. Namun daiam bab ini kedua macam
laporan itu akan dibicarakan untuk melayani kepentingannya masing-masing.
Sebagai
pegangan mengenai pengertian laporan, kita dapat mengatakan bahwa laporan
adalah suatu cara komunikasi di mana penulis menyampaikan informasi kepada
seseorang atau suatu badan karena tanggungjawab yang dibebankan kepadanya.
Kàrena laporan yang dimaksud sering mengambil bentuk tertulis, maka dapat pula dikatakan
bahwa laporan merupakan suatu macam dokumen yang menyampaikan informasi
mengenai sebuah masalah yang telah atau tengah diseli-diki, dalam bentuk
fakta-fakta yang diarahkan kepada pemikiran dan tindakan yang akan diambil.
Laporan
yang baik memungkinkan penerima laporan dapat memahami isi laporan itu. Meskipun
demikian penyusun laporan tidak bermaksud untuk memberikan
penafsiran-penafslran sehingga kesan penerima laporan itu tejah diarahkan lebih
dulu. Kualitas atau sifat
utama
dari laporan ialah obyektivitas. Tujuan laporan yang istimewa adalah meletakkan
fakta-fakta yang tepat, dan tidak lain dari pada faktafakta yang tepat, tanpa
berhubungan dengan perasaan atau pandangan pribadi tentang fakta-fakta itu.
Kenyataan ini perlu mendapat prioritas, karena laporan itu pada hakekatnya
adalah dokumen tertulis yang diciptakan sebagai hasil dari prosedur yang
diusahakan untuk menjelaskan informasi.Laporan haruslah sebuah pernyataan dari
apa yang dinamakan informasi itu. Laporan lebih memperhatikan hal-hal detail,
dan lain dari itu direproduksi dalam jumlah sebanyak seperti tulisan yang
dipublikasi dalam "jurnal primer" atau proses suatu konferensi. Yang
biasa dimaksud dengan publikasi primer adalah jurnal dan publikasi-publikasi
berseri lainnya yang merupakan kumpulan kertas-kerja dengan subyek yang sama
atau disajikan pada konferensi atau pertemuan yang sama.
Perkataan
laporan sebenarnya berasal dari awalan Latin, re, yang artinya
"kembali", dan dari kata Latin lainnya, portare, yang dapat diartikan
sebagai "membawa". Sebuah laporan, karena itu, adalah sesuatu yang
dibawa kembali. Seseorang yang dikirimkan untuk membuat penyelidikan dan datang
kembali sambil membawa jawaban. Sekarang kata ini mengandung arti bahwa apa
yang kembali itu adalah informasi kenyataan. Di dalam percakapan sehari-hari
sering kita temukan kalimat: "Cobalah bawa kembali laporan itu!" Ini
berarti bahwa pelapor harus membawa kembali informasi tentang
kenyataankenyataan yang sesungguhnya. Jika kita mengatakan bahwa sebuah laporan
itu dibuat sebagai hasil dari prosedur, kita artikan bahwa
sebelum
suatu laporan itu dibikin, kegiatan-kegiatan tertentu harus dilaksanakan.
Definisi itu juga menyebutkan bahwa sebuah laporan adalah sebuah dokumen
tertulis. Perkataan dokumen dipergunakan di sini dalam pengertian asli tentang
"sesuatu yang memberikan buktibukti".
Kerapkali
kita mendapat kesukaran untuk menarik garis perbedaan antara laporan dan
skripsi. Pemisahan antara skripsi dan laporan adalah lebih sukar lagi karena
suatu kenyataan bahwa skripsi sering disusun berdasarkan laporan penyelidikan.
Tetapi pasti bahwa perbedaan laporan dengan skripsi tidak didasarkan kepada
pahjang-pendeknya laporan dan skripsi itu. Dalam garis besarnya dapat kita
tetapkan bahwa apapun maksudnya, laporan itu adalah tetap dan semestinya
historis.
Sebuah
laporan adalah sebuah pertelaan formil tentang fakta-fakta atau tentang catatan
atau hasil dari sesuatu.Maksud laporan yang utama adalah untuk memperoleh dasar
untuk berpikir dan bertindak. Banyak sumber yang dapat kita peroleh. Dari
majalah-majalah, koran-koran, perusahaan-perusahaan, lembaga-lembaga riset atau
lembaga-lembaga lainnya yang merupakan informasi yang amat berguna untuk
penafsiran dan analisa. Tetapi laporan bukanlah penafsiran atau analisa.
Laporan adalah rangkaian kenyataan yang disusun dengan sistematis. Tentu saja tidak
setiap orang dapat membuat laporan yang baik. Laporan tidak
mengemukakan
penafsiran.Seperti halnya dengan tulisan-tulisan atau karangan pada umumnya,
laporan harus disampaikan dalam bentuk dan struktur yang baik.
Bentuk
lebih banyak dipertalikan dengan cara pengetikan dan penyusunan, sedangkan struktur
lebih dipertalikan dengan organisasinya:
Pendahuluandan
Isi laporandapat mendahului Kesimpulan dan Saran. Bentuk yang kedua dibuat
dengan pertimbangan bahwa yang paling penting bagj penerima laporan adalah
Kesimpulan dan Saran. Pendahuluan dan Isi Laporan hanya mempunyai fungsi umum
yaitu
sebagai
bahan ilustrasi atau bahan penjelasan.
Halaman
judul biasanya pertama-tama memuat pokok atau topik laporan, kedua, orang atau
badan yang akan menerima laporan, ketiga, orang atau badan yang membuat
laporan, dan keempat, penanggalan laporan. Halaman judul hanya merupakan suátu
label, sebuah etiket
penge-nal.
Sebab itu jangan mempergunakan judul yang terlalu panjang. yang hanya akan
mengaburkan pokok persoalan yang akan dilaporkan. Sebuah laporan yang bersifat
rutin atau berkala, tidak memerlukan halaman judul. Penjelasan mengenai laporan
bulanan, tigabulanan, tahunan, dan sebagainya, sudah menunjukkan bahwa laporan
tersebut merupakan laporan rutin atau laporan berkala. Surat penyerahan(letter
of transmittal) berfungsi sebagai Kata Peng-antar pada sebuah buku. Sifatnya
dan panjangnya berbeda-beda
sesuai
dengan tujuan dan sifat topiknya. Suatu laporan yang bersifat rutin, mungkin
cukup bila Surat Penyerahannya dirumuskan dalam satu atau dua kalimat. Di pihak
lain Surat Penyerahan bisa menggantikan kedudukan Kesimpulan atau ikhtisar dari
sebuah laporan. Surat penyerahan biasanya mengandung fakta yang minimal
diperlukan untuk membangkitkan perhatian pembaca terhadap laporan itu. Misalnya
mengadakan identifikasi terhadapsuatu proyek, atau mene-kankan pokok-pokok
tertentu dari laporan itu. Dalam surat penyerahan dapat pula dicantumkan
luas-lingkup dan batas-batas masalah yang dilaporkan, di mana dan bagaimana
memperoleh informasinya, dan bagaimana pula laporan itu ditulis. Dan akhirnya
surat penyerahan juga memuat nama dan tanda tangan daripenulis laporan. Karena
surat penyerahan ini merupakan suatu bentuk komunikasi yang sangat bersifat
pribadi dari penulis kepada penerima laporan, maka penulis dapat
mempergunakannya juga untuk menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada
badan-badan atau perorangan yang telah memberi bantuan, dan akhirnya dipakai
pula untuk menyatakan harapannya tentang bermanfaatnya laporan itu pada
masa-masa mendatang.
Pada
prinsipnya daftar isilaporan sama dengan daftar isi buku. Daftar isi memuat
rekapitulasi dari semua judul yang ada dalam laporan itu. Dengan demikian para
pembaca atau penerima laporan dapat segera mengetahui apa isi laporan itu.
Pokok-pokok yang paling penting kedudukannya ditempatkan semakin ke kiri,
sebaliknya semakin berkurang kepentingannya ditempatkan semakin ke kanan.
Penggunaan angka-angka atau huruf-huruf sebagai penanda tingkatan judul sesuai dengan
teksnya, akan lebih memudahkan pernbaca mengenal struktur
laporan
itu.
Pengertian
ikhtisar(summary) dan abstrak(abstract)
seringkali menimbulkan masalah tersendiri, karena tidak ada kesepakatan umum mengenai
pengertian kedua istilah itu. Bila dianggap penggunaan istilah itu dapat
menimbulkan kesulitan pemahaman, maka hal itu dapat diatasi dengan memberi
batasan istilah-istilah itu terlebih dahulu sebelum dipergunakan. Namun
demikian perlu pula diberi pegangan tentang pengertian istilah-istilah tersebut
yang secara luas diterima dewasa ini.
Abstrak
adalah suatu bagian uraian yang sangat singkat, jarang lebih panjang dari enam
atau delapan baris, bertujuan untuk menerangkan kepada pembaca-pembaca
aspek-aspek mana yang tercakup dalam se-buah uraian tanpa berusaha mengatakan
apa yang dibicarakan mengenai aspek-aspek itu. Sebuah abstrak dengan pengertian
ini dapat dibuat untuk sebuah laporan atau untuk semua jenis tulisan yang lain.
Jika ditulis sebagai suatu bagian dari laporan, maka bagian inilah yang
mula-mula diha-dapi pembaca, agar segera ia mengetahui aspek-aspek mana yang
ditulis dalam laporan itu, tanpa mempersoalkan bagaimana pandangan pe-nulis
laporan mengenai aspek-aspek tersebut. Sesuai dengan sifatnya itu, abstrak
merupakan bagian yang berdiri sendiri. Abstrak-abstrak semacam ini seringkali
muncul
dalam penerbitan-penerbitan khusus, untuk menyampaikan informasi mengenai suatu
masalah kepada para pembaca.
Di
samping istilah abstrak masih dijumpai istilah-istilah berikut: abstrak
deskriptif dan abstrak informatif. Abstrak deskriptif dipakai dengan pengertian
yang sama seperti dikemukakan di atas. Sebaliknya abstrak informatif dipakai
dengan pengertian yang sama seperti ikhtisar seperti yang akan diterangkan di
bawah.
Pengertian
ikhtisar, sekurang-kurangnya ikhtisar dalam hubungan dengan laporan,merupakan
suatu bagian dari tuiisan yang menyampaikan suatu informasi yang penting dari
sebuah laporan dalam bentuk yang sangat singkat. Walaupun bentuk ikhtisar itu
singkat, narhun ti-dak sesingkat abstrak. Bila abstrak hanya menyampaikan
aspek-aspek mana saja yang dikemukakan dalam laporan,maka ikhtisar memasuk-kan
pula informasi mengenai aspek-aspek itu. Bila perbedaan antara abstrak dan ikhtisar
ditinjau dari unsur-unsur pembentuk terria (lihat bab mengenai Ringkasan dan
Tema) maka abstrak hanya mengandung topik persoalan, sedangkan ikhtisar
mengandung topik persoalan dan tujuan yang ajcan
dicapai
melalui topik tadi.
Seperti
halnya dengan abstrak, ikhtisar sebuah laporan ditempatkan pada awal laporan
dan dapat pula berdiri sendiri: la merupakan bagian yang s'angat penting
sesudah kesimpulan dan rekomerfdasi. Itulah sebabnya semua penerima laporan
atau pembaca sebuah laporan, sesudah sekali membaca laporan itu, cukup membaca
ikhtisarnya kalau ingin menyegarkan kembali ingatannya mengenai laporan itu.
Atau untuk memahami seluruh laporan dengan'lebih cermat, seorang pembaca menganggap
lebih dahulu harus membaca ikhtisarnya. Untuk mengetahui peminat yang riil
mengenai laporan, yang lengkap, biasanya mula-mula ikhtisar lapojan itu
disebar-luaskan. Mereka yang menginginkan laporan yang lengtap dapat memintànya
langsung dari badan yang berhak atas laporan itu.
Kesingkatan
yang merupakan ciri dari sebuah ikhtisar dibuat dengan meninggalkan
pendahuluan, perincian, contoh ilustratif, dan Iain-lain, kecuali
gagasan-gagasan utama. Hubungan antara ikhtisar dan laporan lengkap sama dengan
hubungan antara sebuah kalimat topik dan sebuah alinea.
Karena
laporan, merupakan sebuah dokumen yang akan disimpan dan berguna pada masa-masa
mendatang, maka semua hal-ihwal atau latar belakang yang mempunyai sangkut-paut
dengan isi laporan harus dikemukakan pula secara jelâs. Sebagai bahan untuk
menyusun
Perdahuluan
sebuah laporan atau % unsur yang dianggap sebagai latar belakang dari masalah
yang akandi-laporkan dapat dikemukakan beberapa hal berikut: tujuan laporan;
mengapa sebuah laporan itu ditulis; siapa yang menyuruh atau memerintahkan
untuk membuat laporan itu; siapa saja yang ditugaskan untuk menyelidiki masalah
tersebut dan melaporkannya, perseorangan atau satuan tugas, siapa yang memimpin
satuan tugas; wilayah-wilayah (mana saja yang tercakup; kapan tugas itu mulai
dilaksanakan dán kapan berakhir, dan di mana serta bagaimana penulis laporan
mendapatkan informasi mengenai masalah tersebut.
Atau
cara lain adalah judul Pendahuluan itu dibagi-bagi atas beberapa judul bawahan
yang masing-masing dijelaskan lebih lanjut dalam satu atau dua alinea. Judul
bawahan tersebut misalnya: Maksud dan Tujuan, Luas Lingkup, Sumber Informasi,
Autorisasi, kapan tugas dilaksanakan, Bila ada Surat Penyerahan maka penjelasan
mengenai satuan tugas dan waktu pelaksanaan dapat dimasukkan dalam bagian itu.
Misalnya ada suatu daerah dilanda wabah kolera. Berdasarkan laporan yang masuk,
resmi atau tidak resmi, sebuah satuan tugas Departemen Kesehatan diberangkatkan
untuk meneliti dan melihat dari dekat kebenaran laporan itu. Dalam penyusunan
laporan, maka hal-hal yang dapat dimasukkan dalam Pendahuluan adalah: berita
mengenai wabah tersebut, perintah untuk melaksanakan penelitian, tujuan
melaksanakan penelitian sesuai dengan Surat Perintah yang telah dikeluarkan,
siapa yang memberi perintah, siapa saja yang ditugaskan, kapan tugas itu dijalankan
dan kapan berakhir.
Isi
Laporanmenyangkut inti persoalan, dan segala sesuatu yang berta-lian langsung
dengan persoalan tersebut. Sebab itu isi laporan dapat meliputi: hasil
pengamatan mengenai fakta-fakta yang dilaporkan, pencocokan fakta dengan data
yang telah ada sebelum satuan tugas
melaksanakan
kewajibannya, semua masalah yang diperkirakan akan membantu atau menghambat
pemecahan masalahnya, pembahasan dan hasil pembahasan mengenai pokok persoalan
yang akan dilaporkan.
Bila
kita mengambil kasus wabah koiera sebagai telah dikemukakan di atas, maka isi
laporan akan meliputi: iuas wslayah yang diserang wabah kolera, situasi daerah
yang ada kaitannya yang sangat erat dengan keputusan atau kebijaksanaan yang
akan diambil, jumlah penduduk
beserta
penyebarannya; pusat-pusat kesehatan yang terdapat dalam wilayah tersebut,
jumlah tenaga medis dan para medis, persediaan obat, fasilitas pengangkutan;
bilamana wabah itu mulai, di mana dan bergerak ke mana, jumlah penderita,
jumlah korban yang telah me-ninggal; tindakan mana yang telah diambil dan
bagaimana hasil yang telah diperoleh; bagaimana partisipasi dari pemerintah
setempat beserta sikap masyarakat tentang wabah itu secara khusus atau terhadap
kesehatan secara keseiuruhan, dan bagaimana sikap mereka terhadap higiene dan
sanitasi lingkungan pada umumnya.
Agar
isi laporan dapat mencapai sasaran dan tidak ada hal-hal yang dilupakan,
sebaiknya penulis laporan membuat suatu rencana (kerangka) yang jelas dan logis
serta terarah. Fakta-fakta yang diajukan hendaknya dapat dipercaya, obyektif,
jelas, lengkap dan selalu diarahkan
kepada
tu-juan yang akan dicapai. Suatu laporan yang bersifat ilmiah dapat pula
mengacu kepada sejumlah karya atau tulisan ilmiah Jainnya.
Seringkali
pemberi tugas atau penerima iaporan tidak dapat membaca seluruh laporan karena
harus mengambil tindakan segera, atau karena kesibukan-kesibukan yang
dihadapinya. Oleh sebab itu yang penting baginya adalah Kesimpulan dan
Saran-saran yang diajukan oleh pembuat laporan, beserta abstrak atau ikhtisar
yang disampaikan oleh pembuat laporan tersebut. Berdasarkan abstrak atau ikhtisar
beserta kesimpulan dan saran-saran itu penerima laporan harus segera mengambil
tindakan-tindakan yang tepat.
Kadang-kadang
ada hal yang tidak dapat dirumuskan dalam kesimpulan, tetapi dapat muncul dalam
saran-saran. Pembuat laporan bu-kan hanya sekedar mengetahui fakta-fakta,
tetapi menghayati serta merasakan pula masalahnya. Sehinggasaran-saran itu
sangat diperlukan oleh orang yang akan mengambil keputusan mengenai masalah tersebut.
Kesimpulan diturunkan dari fakta-fakta, dan lebih banyak mempersoalkan
hubuhgan-hubungan logis, sebaliknya saran-saran merupakan langkah atau
alternatif-alternatif mana yang dapat diambil
supaya
masalah itu dapat diatasi sebaik-baiknya. Dengan demikian saran-saran banyak
atau sedikit dipengaruhi oleh sentuhan-sentuhan emosional.
Bentuk
kesimpulan tergantung puia dari isi laporan serta urutan penyajiannya. Dengan memperhatikan
wabah kolera sebagai dasar, maka kesimpulan laporan itu akan berkisar pada
masalah: apakah wabah itu akan bergerak terus atau tidak; perlu tidaknya menambah
fasilitas darurat berupa klinik darurat, unit mobil, bagaimana peranan
pemerintah daerah dan masyarakat setempat, dan apa lagi yang diharapkan dari
mereka; perlu tidaknya mengikut-sertakan sebuah satuan tugas penerangan. Apa
yang harus dilakukan masyarakat di kemudian hari untuk mencegah terulangnya
wabah tersebut.
Pada
umumnya sesudah menyampaikan kesimpulan dan saran, laporan itu secara definitif
juga selesai. Tetapi seringkali ada beberapa bagian tambahan yang dianggap
perlu ada untuk melengkapi laporan itu. Bagian yang perlu dimasukkan untuk
melengkapi laporan itu ada-lah
Apendiks
(lampiran-lampiran, termasuk di sini Surat Perintah atau Surat Tugas bagi orang
yang membuat laporan itu, foto-foto, peta) dan bibliografi bila laporan itu
dikaitkan dengan analisa ilmiah yang mempergunakan bahan-bahan rustaka. Bahasa
yang dipergunakan dalam sebuah laporan formal haruslah bahasa yang baik, jelas
dan teratur. Yang dimaksud dengan bahasa yangbaik tidak perlu berarti bahwa
laporan itu harus mempergunakan gaya bahasa yang penuh hiasan. Tetapi
sekurang-kurangnya dari segi sintaksis bahasanya teratur, jelas memperlihatkan
hubungan yang baik antara satu kata dengan kata yang lain, antara satu kalimat
dengan kalimat yang lain.
Bidang
yang dilaporkan dan orang yang menerima laporan itu seringkali mempengaruhi
pula gaya bahasa yang digunakan. Seseorang yang membuat laporan tentang keadaan
teknis sebuah pabrik kimia, atau sebuah pembangkit tenaga listrik akan lain
gaya bahasanya, bila
dibandingkan
dengan bahasa yang dipakai oleh seorang wartawan yang membuat laporan mengenai
kunjungannya ke suatu daerah. Lain lagi gaya bahasa yang dipakai seorang sastrawan
dalam kisah perjalanannya. Kecuali bahasa sastrawan dalam kisah perjalanannya
yang bernilai sastra, pada umumnya gaya yang dípakai harus bersifat obyektif, impersonal,
dan tidak boleh memihak.Pemakaian kata yang tepat untuk gagasan yang akan
disampaikan merupakan unsur yang penting dalam gaya. Laporan harus dapal
dipahami dengan mudah.
Penggunaan
kata ganti orang pertama dan kedua harus dihindari, kecuaii penggunaan kata
"kami" bila yang menyampaikan laporan adalah suatu badan atau satuan
tugas. Alasan untuk menghindari penggunaan kata-kata tersebut pertama, karena
akan jarang digunakan dalam laporan itu. Konsentrasi diletakkan pada topik yang
dila-porkan.
Alasan
kedua. nilai kedua kata itu juga tergantung dari siapa yang menulis dan siapa
yang harus menerima laporan. Mahasiswa, pelajar, karyawan atau siapa saja dapat
melakukan apa
saja
yang telah diuraikan di atas. Observasi yang diadakan. baik secara perseorangan
maupun secara berkelompok, akan bermanfaat bila disudahi dengan sebuah laporan.
Semua hal yang dapat diamati atau dilihat selama melakukan sebuah observasi
hams dicatat dengan certnat, sebab mungkin akan berguna sebagai kunci untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi. Hal ini sama saja dengan mempelaiari sebuah buku.
Bila laporan-laporan umum memperoleh bahan Saporannya dan observasi, penelitian
dan sebagainya, maka laporan buku
memperoleh
bahannya dari sebuah buku yang telah dibaca. Singkatnya, apa saja yang menjadi
pokok sebuah laporan, entah bidang pendidikan, perdagangan, industri,
dipiomasi, teknik, ilmu pengetahuan, semuanya harus disusun secara logis dan
jelas. Pada bagian terakhir selalu disertai penilaian tentang baik buruknya,
serta saransaran untuk mengambil tindakan bila perlu. Baik laporan umum maupun laporan
buku sebenarnya mempunyai titik singgung dengan ringkasan. Keduanya merupakan
penyajian suatu pengetahuan yang lebih luas mengenai suatu hal, tetapi dibuat
secara lebih singkat untuk maksud tertentu. Keduanya mempunyai perbedaan dengan
ringkasan, yaitu ringkasan tidak mengandung pendahuluan dan kesimpulan.