Monday, June 30, 2014

Penulisan Laporan Penelitian



Seorang yang ditugaskan untuk meneliti suatu daerah atau suatu pokok persoalan tertentu, harus menyampaikan suatu laporan mengenai hal yang ditugaskan kepadanya itu. la sebenarnya mengetahui banyak hal selama menjalankan tugasnya itu. Sebab itu ia bisa menceriterakan semuanya dalam suatu karangan yang panjang lebar. Teiapi semua itu tidak perlu diceriterakannya. Dalam laporan yang ditulisnya ia hanya
menyampaikan hai-hai yang esensil. ha' hal yang pokok yang bertalian dengan tugasnya. sehingga orana yang menerima laporan itu segera mengetahui  masalahnya. dan dapat segera mengambil langkah-lang-kah yang diperiukan. Penulis laporan harus menyadari dan berusaha agar apa yang disampaikan itu merupakan halhai yang penting. bukan mengenaipengaiaman-pengalaman pribadi atau hal-hal yang kurang penting bila dibandingkan dengan masalah yang dihadapi.

Apa yang dikemukakan di atas hanya merupakan suatu ilustrasi mengenai pengertian laporan. Sebenarnya laporan itu sendiri merupakan suatu jenis dokumen yang sangat bervariasi bentuknya, dan sebab itu sukar diberi suatu batasan pengertian yang jelas. Variasinya mulai dari suatu bentuk iaporan yang sederhana berbentuk angka-angka sebagai suatu gambaran mengenai perkembangan suatu persoalan, sampai kepada laporan yang terdiri dari beberapa Jilid buku yang masingmasing terdiri dari ratusan halaman.Ada yang berbentuk isian formu lirformulir yang standar, ada yang berbentuk surat, ada'pula yang berbentuk buku. Laporan merupakan unsur yang sangat penting, terutama dalam menyusun kebijaksanaan kebijaksanaan. Seringkali karena luasnya organisasi, pimpinan tidak dapat menguasai keadaan secara terperinci mengenai semua hal-ihwal yang terjadi pada tingkat bawah dari organisasi yang dipimpinnya. Tetapi dengan bantuan laporan pimpinan atas dapat mengetahui secara terus-menerus apa yang terjadi setiap hari pada unit-unit yang paling bawah. Dengan mempertimbangkan bahanbahan yang disampaikan melalui laporan-laporan, akhirnya sebagai pimpinan ia dapat mengambil kebijaksanaan-kebijaksanaan yang tepat dan cepat.

Sebelum seseorang dibiasakan menulis laporan dalam hubungan dengan tugas pekerjaannya, ia sudah harus mengenai dan menulis laporan-laporan itu di sekolah. Baik laporan yang akan dibuat untuk perusahaan maupun laporan yang dibuat untuk kepentingan pendidikan mengandung banyak segi yang sama. Namun ada satu segi perbedaan yang amat penting antara kedua macam laporan tersebut, yaitu: laporan untuk suatu dunia usaha tergantung pada satu pertanyaan, "bagai-mana supaya laporan itu cocok dengan kebutuhan mereka yang mene-rima laporan itu?" Sebaliknya laporan untuk kepentingan kelas tidak selalu dibayangi dengan pertanyaan di atas. Pengajar yang akan mene-rima dan memeriksa laporan itu sama sekali tidak membutuhkan laporan tersebut. Namun daiam bab ini kedua macam laporan itu akan dibicarakan untuk melayani kepentingannya masing-masing.

Sebagai pegangan mengenai pengertian laporan, kita dapat mengatakan bahwa laporan adalah suatu cara komunikasi di mana penulis menyampaikan informasi kepada seseorang atau suatu badan karena tanggungjawab yang dibebankan kepadanya. Kàrena laporan yang dimaksud sering mengambil bentuk tertulis, maka dapat pula dikatakan bahwa laporan merupakan suatu macam dokumen yang menyampaikan informasi mengenai sebuah masalah yang telah atau tengah diseli-diki, dalam bentuk fakta-fakta yang diarahkan kepada pemikiran dan tindakan yang akan diambil.
Laporan yang baik memungkinkan penerima laporan dapat memahami isi laporan itu. Meskipun demikian penyusun laporan tidak bermaksud untuk memberikan penafsiran-penafslran sehingga kesan penerima laporan itu tejah diarahkan lebih dulu. Kualitas atau sifat
utama dari laporan ialah obyektivitas. Tujuan laporan yang istimewa adalah meletakkan fakta-fakta yang tepat, dan tidak lain dari pada faktafakta yang tepat, tanpa berhubungan dengan perasaan atau pandangan pribadi tentang fakta-fakta itu. Kenyataan ini perlu mendapat prioritas, karena laporan itu pada hakekatnya adalah dokumen tertulis yang diciptakan sebagai hasil dari prosedur yang diusahakan untuk menjelaskan informasi.Laporan haruslah sebuah pernyataan dari apa yang dinamakan informasi itu. Laporan lebih memperhatikan hal-hal detail, dan lain dari itu direproduksi dalam jumlah sebanyak seperti tulisan yang dipublikasi dalam "jurnal primer" atau proses suatu konferensi. Yang biasa dimaksud dengan publikasi primer adalah jurnal dan publikasi-publikasi berseri lainnya yang merupakan kumpulan kertas-kerja dengan subyek yang sama atau disajikan pada konferensi atau pertemuan yang sama.

Perkataan laporan sebenarnya berasal dari awalan Latin, re, yang artinya "kembali", dan dari kata Latin lainnya, portare, yang dapat diartikan sebagai "membawa". Sebuah laporan, karena itu, adalah sesuatu yang dibawa kembali. Seseorang yang dikirimkan untuk membuat penyelidikan dan datang kembali sambil membawa jawaban. Sekarang kata ini mengandung arti bahwa apa yang kembali itu adalah informasi kenyataan. Di dalam percakapan sehari-hari sering kita temukan kalimat: "Cobalah bawa kembali laporan itu!" Ini berarti bahwa pelapor harus membawa kembali informasi tentang kenyataankenyataan yang sesungguhnya. Jika kita mengatakan bahwa sebuah laporan itu dibuat sebagai hasil dari prosedur, kita artikan bahwa
sebelum suatu laporan itu dibikin, kegiatan-kegiatan tertentu harus dilaksanakan. Definisi itu juga menyebutkan bahwa sebuah laporan adalah sebuah dokumen tertulis. Perkataan dokumen dipergunakan di sini dalam pengertian asli tentang "sesuatu yang memberikan buktibukti".

Kerapkali kita mendapat kesukaran untuk menarik garis perbedaan antara laporan dan skripsi. Pemisahan antara skripsi dan laporan adalah lebih sukar lagi karena suatu kenyataan bahwa skripsi sering disusun berdasarkan laporan penyelidikan. Tetapi pasti bahwa perbedaan laporan dengan skripsi tidak didasarkan kepada pahjang-pendeknya laporan dan skripsi itu. Dalam garis besarnya dapat kita tetapkan bahwa apapun maksudnya, laporan itu adalah tetap dan semestinya historis.
Sebuah laporan adalah sebuah pertelaan formil tentang fakta-fakta atau tentang catatan atau hasil dari sesuatu.Maksud laporan yang utama adalah untuk memperoleh dasar untuk berpikir dan bertindak. Banyak sumber yang dapat kita peroleh. Dari majalah-majalah, koran-koran, perusahaan-perusahaan, lembaga-lembaga riset atau lembaga-lembaga lainnya yang merupakan informasi yang amat berguna untuk penafsiran dan analisa. Tetapi laporan bukanlah penafsiran atau analisa. Laporan adalah rangkaian kenyataan yang disusun dengan sistematis. Tentu saja tidak setiap orang dapat membuat laporan yang baik. Laporan tidak
mengemukakan penafsiran.Seperti halnya dengan tulisan-tulisan atau karangan pada umumnya, laporan harus disampaikan dalam bentuk dan struktur yang baik.
Bentuk lebih banyak dipertalikan dengan cara pengetikan dan penyusunan, sedangkan struktur lebih dipertalikan dengan organisasinya:
Pendahuluandan Isi laporandapat mendahului Kesimpulan dan Saran. Bentuk yang kedua dibuat dengan pertimbangan bahwa yang paling penting bagj penerima laporan adalah Kesimpulan dan Saran. Pendahuluan dan Isi Laporan hanya mempunyai fungsi umum yaitu
sebagai bahan ilustrasi atau bahan penjelasan.

Halaman judul biasanya pertama-tama memuat pokok atau topik laporan, kedua, orang atau badan yang akan menerima laporan, ketiga, orang atau badan yang membuat laporan, dan keempat, penanggalan laporan. Halaman judul hanya merupakan suátu label, sebuah etiket
penge-nal. Sebab itu jangan mempergunakan judul yang terlalu panjang. yang hanya akan mengaburkan pokok persoalan yang akan dilaporkan. Sebuah laporan yang bersifat rutin atau berkala, tidak memerlukan halaman judul. Penjelasan mengenai laporan bulanan, tigabulanan, tahunan, dan sebagainya, sudah menunjukkan bahwa laporan tersebut merupakan laporan rutin atau laporan berkala. Surat penyerahan(letter of transmittal) berfungsi sebagai Kata Peng-antar pada sebuah buku. Sifatnya dan panjangnya berbeda-beda
sesuai dengan tujuan dan sifat topiknya. Suatu laporan yang bersifat rutin, mungkin cukup bila Surat Penyerahannya dirumuskan dalam satu atau dua kalimat. Di pihak lain Surat Penyerahan bisa menggantikan kedudukan Kesimpulan atau ikhtisar dari sebuah laporan. Surat penyerahan biasanya mengandung fakta yang minimal diperlukan untuk membangkitkan perhatian pembaca terhadap laporan itu. Misalnya mengadakan identifikasi terhadapsuatu proyek, atau mene-kankan pokok-pokok tertentu dari laporan itu. Dalam surat penyerahan dapat pula dicantumkan luas-lingkup dan batas-batas masalah yang dilaporkan, di mana dan bagaimana memperoleh informasinya, dan bagaimana pula laporan itu ditulis. Dan akhirnya surat penyerahan juga memuat nama dan tanda tangan daripenulis laporan. Karena surat penyerahan ini merupakan suatu bentuk komunikasi yang sangat bersifat pribadi dari penulis kepada penerima laporan, maka penulis dapat mempergunakannya juga untuk menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada badan-badan atau perorangan yang telah memberi bantuan, dan akhirnya dipakai pula untuk menyatakan harapannya tentang bermanfaatnya laporan itu pada masa-masa mendatang.
Pada prinsipnya daftar isilaporan sama dengan daftar isi buku. Daftar isi memuat rekapitulasi dari semua judul yang ada dalam laporan itu. Dengan demikian para pembaca atau penerima laporan dapat segera mengetahui apa isi laporan itu. Pokok-pokok yang paling penting kedudukannya ditempatkan semakin ke kiri, sebaliknya semakin berkurang kepentingannya ditempatkan semakin ke kanan. Penggunaan angka-angka atau huruf-huruf sebagai penanda tingkatan judul sesuai dengan teksnya, akan lebih memudahkan pernbaca mengenal struktur
laporan itu.
Pengertian ikhtisar(summary) dan  abstrak(abstract) seringkali menimbulkan masalah tersendiri, karena tidak ada kesepakatan umum mengenai pengertian kedua istilah itu. Bila dianggap penggunaan istilah itu dapat menimbulkan kesulitan pemahaman, maka hal itu dapat diatasi dengan memberi batasan istilah-istilah itu terlebih dahulu sebelum dipergunakan. Namun demikian perlu pula diberi pegangan tentang pengertian istilah-istilah tersebut yang secara luas diterima dewasa ini.
Abstrak adalah suatu bagian uraian yang sangat singkat, jarang lebih panjang dari enam atau delapan baris, bertujuan untuk menerangkan kepada pembaca-pembaca aspek-aspek mana yang tercakup dalam se-buah uraian tanpa berusaha mengatakan apa yang dibicarakan mengenai aspek-aspek itu. Sebuah abstrak dengan pengertian ini dapat dibuat untuk sebuah laporan atau untuk semua jenis tulisan yang lain. Jika ditulis sebagai suatu bagian dari laporan, maka bagian inilah yang mula-mula diha-dapi pembaca, agar segera ia mengetahui aspek-aspek mana yang ditulis dalam laporan itu, tanpa mempersoalkan bagaimana pandangan pe-nulis laporan mengenai aspek-aspek tersebut. Sesuai dengan sifatnya itu, abstrak merupakan bagian yang berdiri sendiri. Abstrak-abstrak semacam ini seringkali
muncul dalam penerbitan-penerbitan khusus, untuk menyampaikan informasi mengenai suatu masalah kepada para pembaca.
Di samping istilah abstrak masih dijumpai istilah-istilah berikut: abstrak deskriptif dan abstrak informatif. Abstrak deskriptif dipakai dengan pengertian yang sama seperti dikemukakan di atas. Sebaliknya abstrak informatif dipakai dengan pengertian yang sama seperti ikhtisar seperti yang akan diterangkan di bawah.
Pengertian ikhtisar, sekurang-kurangnya ikhtisar dalam hubungan dengan laporan,merupakan suatu bagian dari tuiisan yang menyampaikan suatu informasi yang penting dari sebuah laporan dalam bentuk yang sangat singkat. Walaupun bentuk ikhtisar itu singkat, narhun ti-dak sesingkat abstrak. Bila abstrak hanya menyampaikan aspek-aspek mana saja yang dikemukakan dalam laporan,maka ikhtisar memasuk-kan pula informasi mengenai aspek-aspek itu. Bila perbedaan antara abstrak dan ikhtisar ditinjau dari unsur-unsur pembentuk terria (lihat bab mengenai Ringkasan dan Tema) maka abstrak hanya mengandung topik persoalan, sedangkan ikhtisar mengandung topik persoalan dan tujuan yang ajcan
dicapai melalui topik tadi.
Seperti halnya dengan abstrak, ikhtisar sebuah laporan ditempatkan pada awal laporan dan dapat pula berdiri sendiri: la merupakan bagian yang s'angat penting sesudah kesimpulan dan rekomerfdasi. Itulah sebabnya semua penerima laporan atau pembaca sebuah laporan, sesudah sekali membaca laporan itu, cukup membaca ikhtisarnya kalau ingin menyegarkan kembali ingatannya mengenai laporan itu. Atau untuk memahami seluruh laporan dengan'lebih cermat, seorang pembaca menganggap lebih dahulu harus membaca ikhtisarnya. Untuk mengetahui peminat yang riil mengenai laporan, yang lengkap, biasanya mula-mula ikhtisar lapojan itu disebar-luaskan. Mereka yang menginginkan laporan yang lengtap dapat memintànya langsung dari badan yang berhak atas laporan itu.
Kesingkatan yang merupakan ciri dari sebuah ikhtisar dibuat dengan meninggalkan pendahuluan, perincian, contoh ilustratif, dan Iain-lain, kecuali gagasan-gagasan utama. Hubungan antara ikhtisar dan laporan lengkap sama dengan hubungan antara sebuah kalimat topik dan sebuah alinea.
Karena laporan, merupakan sebuah dokumen yang akan disimpan dan berguna pada masa-masa mendatang, maka semua hal-ihwal atau latar belakang yang mempunyai sangkut-paut dengan isi laporan harus dikemukakan pula secara jelâs. Sebagai bahan untuk menyusun
Perdahuluan sebuah laporan atau % unsur yang dianggap sebagai latar belakang dari masalah yang akandi-laporkan dapat dikemukakan beberapa hal berikut: tujuan laporan; mengapa sebuah laporan itu ditulis; siapa yang menyuruh atau memerintahkan untuk membuat laporan itu; siapa saja yang ditugaskan untuk menyelidiki masalah tersebut dan melaporkannya, perseorangan atau satuan tugas, siapa yang memimpin satuan tugas; wilayah-wilayah (mana saja yang tercakup; kapan tugas itu mulai dilaksanakan dán kapan berakhir, dan di mana serta bagaimana penulis laporan mendapatkan informasi mengenai masalah tersebut.
Atau cara lain adalah judul Pendahuluan itu dibagi-bagi atas beberapa judul bawahan yang masing-masing dijelaskan lebih lanjut dalam satu atau dua alinea. Judul bawahan tersebut misalnya: Maksud dan Tujuan, Luas Lingkup, Sumber Informasi, Autorisasi, kapan tugas dilaksanakan, Bila ada Surat Penyerahan maka penjelasan mengenai satuan tugas dan waktu pelaksanaan dapat dimasukkan dalam bagian itu. Misalnya ada suatu daerah dilanda wabah kolera. Berdasarkan laporan yang masuk, resmi atau tidak resmi, sebuah satuan tugas Departemen Kesehatan diberangkatkan untuk meneliti dan melihat dari dekat kebenaran laporan itu. Dalam penyusunan laporan, maka hal-hal yang dapat dimasukkan dalam Pendahuluan adalah: berita mengenai wabah tersebut, perintah untuk melaksanakan penelitian, tujuan melaksanakan penelitian sesuai dengan Surat Perintah yang telah dikeluarkan, siapa yang memberi perintah, siapa saja yang ditugaskan, kapan tugas itu dijalankan dan kapan berakhir.
Isi Laporanmenyangkut inti persoalan, dan segala sesuatu yang berta-lian langsung dengan persoalan tersebut. Sebab itu isi laporan dapat meliputi: hasil pengamatan mengenai fakta-fakta yang dilaporkan, pencocokan fakta dengan data yang telah ada sebelum satuan tugas
melaksanakan kewajibannya, semua masalah yang diperkirakan akan membantu atau menghambat pemecahan masalahnya, pembahasan dan hasil pembahasan mengenai pokok persoalan yang akan dilaporkan.
Bila kita mengambil kasus wabah koiera sebagai telah dikemukakan di atas, maka isi laporan akan meliputi: iuas wslayah yang diserang wabah kolera, situasi daerah yang ada kaitannya yang sangat erat dengan keputusan atau kebijaksanaan yang akan diambil, jumlah penduduk
beserta penyebarannya; pusat-pusat kesehatan yang terdapat dalam wilayah tersebut, jumlah tenaga medis dan para medis, persediaan obat, fasilitas pengangkutan; bilamana wabah itu mulai, di mana dan bergerak ke mana, jumlah penderita, jumlah korban yang telah me-ninggal; tindakan mana yang telah diambil dan bagaimana hasil yang telah diperoleh; bagaimana partisipasi dari pemerintah setempat beserta sikap masyarakat tentang wabah itu secara khusus atau terhadap kesehatan secara keseiuruhan, dan bagaimana sikap mereka terhadap higiene dan sanitasi lingkungan pada umumnya.
Agar isi laporan dapat mencapai sasaran dan tidak ada hal-hal yang dilupakan, sebaiknya penulis laporan membuat suatu rencana (kerangka) yang jelas dan logis serta terarah. Fakta-fakta yang diajukan hendaknya dapat dipercaya, obyektif, jelas, lengkap dan selalu diarahkan
kepada tu-juan yang akan dicapai. Suatu laporan yang bersifat ilmiah dapat pula mengacu kepada sejumlah karya atau tulisan ilmiah Jainnya.
Seringkali pemberi tugas atau penerima iaporan tidak dapat membaca seluruh laporan karena harus mengambil tindakan segera, atau karena kesibukan-kesibukan yang dihadapinya. Oleh sebab itu yang penting baginya adalah Kesimpulan dan Saran-saran yang diajukan oleh pembuat laporan, beserta abstrak atau ikhtisar yang disampaikan oleh pembuat laporan tersebut. Berdasarkan abstrak atau ikhtisar beserta kesimpulan dan saran-saran itu penerima laporan harus segera mengambil tindakan-tindakan yang tepat.
Kadang-kadang ada hal yang tidak dapat dirumuskan dalam kesimpulan, tetapi dapat muncul dalam saran-saran. Pembuat laporan bu-kan hanya sekedar mengetahui fakta-fakta, tetapi menghayati serta merasakan pula masalahnya. Sehinggasaran-saran itu sangat diperlukan oleh orang yang akan mengambil keputusan mengenai masalah tersebut. Kesimpulan diturunkan dari fakta-fakta, dan lebih banyak mempersoalkan hubuhgan-hubungan logis, sebaliknya saran-saran merupakan langkah atau alternatif-alternatif mana yang dapat diambil
supaya masalah itu dapat diatasi sebaik-baiknya. Dengan demikian saran-saran banyak atau sedikit dipengaruhi oleh sentuhan-sentuhan emosional.
Bentuk kesimpulan tergantung puia dari isi laporan serta urutan penyajiannya. Dengan memperhatikan wabah kolera sebagai dasar, maka kesimpulan laporan itu akan berkisar pada masalah: apakah wabah itu akan bergerak terus atau tidak; perlu tidaknya menambah fasilitas darurat berupa klinik darurat, unit mobil, bagaimana peranan pemerintah daerah dan masyarakat setempat, dan apa lagi yang diharapkan dari mereka; perlu tidaknya mengikut-sertakan sebuah satuan tugas penerangan. Apa yang harus dilakukan masyarakat di kemudian hari untuk mencegah terulangnya wabah tersebut.
Pada umumnya sesudah menyampaikan kesimpulan dan saran, laporan itu secara definitif juga selesai. Tetapi seringkali ada beberapa bagian tambahan yang dianggap perlu ada untuk melengkapi laporan itu. Bagian yang perlu dimasukkan untuk melengkapi laporan itu ada-lah
Apendiks (lampiran-lampiran, termasuk di sini Surat Perintah atau Surat Tugas bagi orang yang membuat laporan itu, foto-foto, peta) dan bibliografi bila laporan itu dikaitkan dengan analisa ilmiah yang mempergunakan bahan-bahan rustaka. Bahasa yang dipergunakan dalam sebuah laporan formal haruslah bahasa yang baik, jelas dan teratur. Yang dimaksud dengan bahasa yangbaik tidak perlu berarti bahwa laporan itu harus mempergunakan gaya bahasa yang penuh hiasan. Tetapi sekurang-kurangnya dari segi sintaksis bahasanya teratur, jelas memperlihatkan hubungan yang baik antara satu kata dengan kata yang lain, antara satu kalimat dengan kalimat yang lain.
Bidang yang dilaporkan dan orang yang menerima laporan itu seringkali mempengaruhi pula gaya bahasa yang digunakan. Seseorang yang membuat laporan tentang keadaan teknis sebuah pabrik kimia, atau sebuah pembangkit tenaga listrik akan lain gaya bahasanya, bila
dibandingkan dengan bahasa yang dipakai oleh seorang wartawan yang membuat laporan mengenai kunjungannya ke suatu daerah. Lain lagi gaya bahasa yang dipakai seorang sastrawan dalam kisah perjalanannya. Kecuali bahasa sastrawan dalam kisah perjalanannya yang bernilai sastra, pada umumnya gaya yang dípakai harus bersifat obyektif, impersonal, dan tidak boleh memihak.Pemakaian kata yang tepat untuk gagasan yang akan disampaikan merupakan unsur yang penting dalam gaya. Laporan harus dapal dipahami dengan mudah.
Penggunaan kata ganti orang pertama dan kedua harus dihindari, kecuaii penggunaan kata "kami" bila yang menyampaikan laporan adalah suatu badan atau satuan tugas. Alasan untuk menghindari penggunaan kata-kata tersebut pertama, karena akan jarang digunakan dalam laporan itu. Konsentrasi diletakkan pada topik yang dila-porkan.
Alasan kedua. nilai kedua kata itu juga tergantung dari siapa yang menulis dan siapa yang harus menerima laporan. Mahasiswa, pelajar, karyawan atau siapa saja dapat melakukan apa
saja yang telah diuraikan di atas. Observasi yang diadakan. baik secara perseorangan maupun secara berkelompok, akan bermanfaat bila disudahi dengan sebuah laporan. Semua hal yang dapat diamati atau dilihat selama melakukan sebuah observasi hams dicatat dengan certnat, sebab mungkin akan berguna sebagai kunci untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Hal ini sama saja dengan mempelaiari sebuah buku. Bila laporan-laporan umum memperoleh bahan Saporannya dan observasi, penelitian dan sebagainya, maka laporan buku
memperoleh bahannya dari sebuah buku yang telah dibaca. Singkatnya, apa saja yang menjadi pokok sebuah laporan, entah bidang pendidikan, perdagangan, industri, dipiomasi, teknik, ilmu pengetahuan, semuanya harus disusun secara logis dan jelas. Pada bagian terakhir selalu disertai penilaian tentang baik buruknya, serta saransaran untuk mengambil tindakan bila perlu. Baik laporan umum maupun laporan buku sebenarnya mempunyai titik singgung dengan ringkasan. Keduanya merupakan penyajian suatu pengetahuan yang lebih luas mengenai suatu hal, tetapi dibuat secara lebih singkat untuk maksud tertentu. Keduanya mempunyai perbedaan dengan ringkasan, yaitu ringkasan tidak mengandung pendahuluan dan kesimpulan.