Menurut Gagne, setiap kegiatan belajar terdiri atas
empat fase yang terjadi secara berurutan yaitu :
a.
Fase aprehensi (apprehention phase). Pada fase ini siswa menyadari adanya stimulus
yang terkait dengan kegiatan belajar yang akan ia lakukan. Dalam pelajaran matematika, stimulus tersebut
bisa berupa materi pelajaran yang terletak pada halaman sebuah buku, sebuah
soal yang diberikan guru sebagai pekerjaan rumah, atau bias juga seperangkat
alat peraga yang berguna untuk pemahaman konsep tertentu.
b. Fase akuisi (acquisition phase). Pada fase
ini siswa melakukan akuisi (perolehan, penyerapan, atau internalisasi) terhadap
berbagai fakta, keterampilan, konsep, atau prinsip yang menjadi sasaran dari
kegiatan belajar tersebut.
c.
Fase penyimpanan (storage phase). Pada fase ini siswa menyimpan hasil-hasil
kegiatan belajar yang telah ia peroleh dalam ingatan jangka pendek (short-term memory) dan ingatan jangka
panjang (long-term memory).
d.
Fase pemanggilan (retrieval phase). Pada fase ini siswa
berusaha memanggil kembali hasil-hasil dari kegiatan belajar yang telah ia
peroleh dan telah disimpan dalam ingatan,baik itu menyangkut fakta,
ketrampilan, konsep, maupun prinsip.
Pemanggilan kembali pengetahuan yang telah diperoleh itu dilakukan pada
saat siswa mengerjakan soal-soal latihan, dimana ia harus mengingat kembali
berbagai hal tertentu yang telah ia pelajari agar ia dapat mengerjakan
soal-soal latihan tersebut, pada saat ia menempuh tes atau ulangan. Agar hasil belajar yang telah disimpan
tersebut dapat digunakan untuk berbagai keperluan, siswa perlu berlatih untuk
memanggil kembali hasil-hasil belajar yang telah diperoleh tersebut dengan
melalui latihan-latihan soal, ulangan-ulangan, atau menjawab
pertanyaan-pertanyaan guru.