Proses pembelajaran
dewasa ini ada kecenderungan
untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika
lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami
apa yang dipelajarinya, bukan hanya mengetahuinya. Pembelajaran yang
berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat
jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam
kehidupan jangka panjang. Namun pembelajaran yang berorientasi pada kompetensi
yang dimiliki dengan cara menemukan sendiri serta mengalaminya sendiri akan
selalu diingat dalam jangka panjang sehingga membekali anak untuk dapat
memecahkan persoalan-persoalan kehidupan yang nyata.
Pendekatan
kontektual (Contextual Teaching and Learning /CTL) merupakan konsep belajar
yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga
dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna
bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa
bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Strategi pembelajaran seperti ini merupakan proses bagaimana membelajarkan
siswa yang lebih efektif dan berkompeten,
bukan hanya penguasaan konsep
keilmuan yang dapat dinilai keberhasilannya
untuk sesaat.
Tugas guru dalam pembelajaran kontekstual ini adalah
membantu siswa mencapai tujuannya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi
daripada memberi informasi. Pengelolaan kelas sebagai peran guru merupakan sebuah tim
yang bekerja sama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa).
Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri dan mengalaminya sendiri bukan hanya
dari apa kata guru.Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan
pendekatan kontekstual .