Karakteristik bermain dapat diperhatikan
dalam kehidupan keseharian anak-anak ketika melakukan kegiatan tersebut
ternyata dapat dibedakan, yaitu permainan yang memerlukan aktivitas tinggi dan
permainan yang memerlukan aktivitas rendah, atau dapat dibedakan menjadi
permainan aktif dan pasif.
Pada waktu melakukan permainan hendaknya
anak rnampu menggunakan kemampuan gerak dan intelektualnya secara bersama-sama
sehingga ia mampu bermain sarnbil belajar. Berikut ini akan dijelaskan beberapa
jenis bermain menurut ahli, diantaranya seperti yang dijelaskan oleh Hurlock
(Sugianto, 1992:40), Piaget (1992) dan Piaget & Inhelder (1999), Mildred
Parten (2002) yaitu :
1)
Menurut
Hurlock (Sugianto, 1992:40)
(1)
Bermain
aktif, yaitu kegiatan yang memberikan kesenangan dan kepuasan kepada anak yang
banyak melibatkan aktivitas tubuh yang meliputi bermain konstruktif,
penjelajahan (eksplorasi), permainan (games), dan olahraga (sport).
(2)
Bermain
pasif, yaitu kegiatan yang tidak terlalu banyak melibatkan aktivitas fisik,
diantaranva membaca, menonton film, mendengarkan radio, mendengarkan musik, dan
lain-lain.
2)
Piaget
(1962) dan Piaget dan Inhelder (1969)
Menurut mereka tahapan bermain menurut
dimensi kognitif adalah sebagai benikut :
(1) Bermain praktis, yaitu saat anak
mengeksplorasi semua kemungkinan suatu materi.
(2) Bermain simbolik, yaitu saat anak mulai
menggunakan makna simbolik benda-benda.
(3) Bermain dengan aturan, yaitu saat anak
mulai bermain dengan menggunakan aturan.
3)
Mildred
Parten (1932)
(1) Bermain soliter, yaitu saat anak mulai
bermain sendiri tanpa peduli kehadiran dari apa yang dilakukan teman
sekitarnya.
(2) Bermain pengamat, yaitu saat anak bermain
sendini dan mengamati bagaimana teman yang ada di sekitarnya bermain.
(3) Bermain paralel, yaitu saat beberapa anak
mulai bermain dalam satu materi yang sama tetapi masing-masing bermain secara
independen, apa yang dilakukan anak yang satu tidak mempengaruhi anak yang
lain.
(4) Bermain asosiatif, yaitu saat beberapa
anak bermain bersama dengan sedikit lebih terorganisasi.
(5) Bermain kooperatif, yaitu saat beberapa
anak bermain bersama secara lebih terorganisasi dan masing-masing menjalani
peran yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Selain pendapat di atas, ada pula yang
membagi permainan menjadi 3 bagian permainan. Soernitro (1991:14) yang
mengkategorikan jenis permainan yaitu : (a) bermain aktif, (b) bermain pasif,
(c) bermain intelektual. Bermain
intelektual menurut Soemitro adalah bermain catur, dan permainan-permainan
serupa yang memerlukan pemikiran yang dalam dan konsentrasi yang terpusat,
melibatkan proses intelektual, dan bersifat menyenangkan.
Berdasarkan sifatnya permainan juga ada
permainan orang dewasa dan ada juga permainan anak-anak. Sifat permainan
anak-anak berubah dengan umumya. Pada awal masa kanak-kanak, anak-anak berlatih
bergerak dalam berbagai cara, dan menggunakan rnainan dan bola ini mungkin
disebut suatu periode “bermain dengan....” Pertengahan masa kanak-kanak adalah
suatu waktu ketika anak-anak membentuk fantasi-fantasi. Mereka menghabiskan
waktu untuk mencapai keyakinan dan mungkin dijelaskan sebagai “.
Selama masa tahap-tahap akhir masa
kanak-kanak bahwa anak-anak “bermain....? Permainan dengan peraturan-peraturan
yang merupakan bagian demikian besar dan permainan orang dewasa sekarang adalah
lebih berarti. Mengerti akan tahap-tahap ini dalam perkembangan permainan
adalah sangat berguna bagi para pelatih. Anak-anak menikmati hal-hal yang
disuguhkan sebagai permainan dan mereka berlatih lebih banyak lagi. Permainan
dapat menjadi alat yang berguna bagi pelatih untuk digunakan dengan
kepentingannya.