Keluhan secara umum bagi siswa dalam pembelajaran sejarah adalah
perasaan jemu atau membosankan. Padahal dalam upaya pembinaan kepribadian
nasional diperlukan sarana penunjang diantaranya pembelajaran sejarah. Seperti
ungkapan Allan Nevis yang dikutip oleh Habib Mustopa, bahwa sejarah memberikan
bimbingan terhadap bangsa-bangsa, tetapi yang lebih penting dari sejarah adalah
sebagai sumber pengetahuan untuk membina bangsa ( Habib Mutopa, 1991 : 285 ).
Di samping itu sebagai bangsa yang masih muda bangsa Indonesia
menghadapi tantangan besar akan identitas dirinya baik dalam upaya membangun
solidaritas antar warga bangsa Indonesia
maupun dalam dinamika pergaulan antar bangsa.
Urgensi itu membutuhkan
kemenarikan pembelajaran sejarah melalui teknik-teknik yang dapat membuat siswa
aktif dan kreatif, siswa mampu mengungkap hubungan antar kejadian penting dalam
kehidupan, mengkritisi informasi-informasi kesejarahan, memahami kompleksitas
pergumulan nilai dari sesuatu peristiwa bersejarah, dan mengembangkan kearifan
humanik dari pokok bahasan mata pelajaran sejarah bagi kehidupan sehari-hari.
Teknik-teknik pengajaran dan pembelajaran quantum adalah satu contoh
teknik mengajar yang dapat dipertimbangkan untuk menyemarakkan suasana kelas
dan membuat suasana hati siswa lebih menyenagkan saat belajar. Teknik-teknik ice
breaking bisa dimanfaatkan untuk memulihkan semangat siswa belajar dan
merefleksikan pengalaman belajar. Teknik-teknik lainnya seperti studi lapangan,
pembelajaran dengan alat peraga, menggambar serial peta sesuai kronologi
peristiwa, wawancara dengan pelaku sejarah, diskusi, drama, pemanfaatan waktu
libur untuk tinggal ( live in ) di lokasi bersejarah, menggambar bagan silsilah keluarga dan
sebagainya dapat dipergunakan, setidaknya untuk mengatasi kendala keterbatasan
jumlah jam pelajaran di kelas perminggu bagi mata pelajaran sejarah yang sangat
penting ini.