Monday, August 6, 2018

Teori Bermain


Bigot, Kohnstam dan Palland (2000:272-275) serta Rob dengan Leetouwer (2001:17-19) yang dikutip Sukintaka (1991:6-8) mengemukakan tentang teori bermain : (1) Teori rekreasi atau teori pelepasan, (2) Teori surplus atau teori kelebihan tenaga, (3) Teori sublimasi, (4) Teori Buhler, (5) Teori reinkarnasi.

1)         Teori Rekreasi atau teori pelepasan
            Teori ini diutarakan oleh bangsa Jerman yang bernama Schaller dan Lizarazus, menerangkan bahwa permainan itu merupakan kegiatan manusia yang berlawanan dengan kerja dan kesungguhan hidup, tetapi permainan itu merupakan imbangan antara kerja dengan istirahat.


2)         Teori Surplus atau teori kelebihan tenaga
            Oleh Hubert Spencer (Inggris) mengatakan bahwa kelebihan tenaga (kekuatan atau vitalitas) pada anak atau orang dewasa yang belum digunakan, disalurkan untuk bermain. Kelebihan tenaga yang dimaksudkan sebagai kelebihan energi, kelebihan kekuatan hidup dan vita!itas, yang dianggap oleh manusia untuk memeliharanya melalui permainan.

3)         Teori Sublimasi
            Oleh El Clafarede (Swiss), bahwa permainan bukan hanya mempelajari fungsi hidup (Teori Groos), tetapi juga merupakan proses sublimasi (menjadi lebih mulia, tinggi atau indah), yaitu dengan bermain insting, yang tadinya rendah dapat mengalami peningkatan menjadi tinggi.

4)         Teori Buhler
            Oleh Karl Buhier (Jerman), bahwa permainan itu kecuali mempelajani fungsi hidup (Teoni Groos), juga merupakan “function Lost” (nafsu berfungsi). Selanjutnya ia mengatakan bahwa bila perbuatan seperti berjalan, berlari, dan lompat itu mempunyai kegunaan bagi kehidupannya kelak, di samping itu haruslah anak mempunyai kemauan untuk berjalan, berlari dan lompat.



5)         Teori Reinkarnasi
            Maksud teori tersebut ialah bahwa anak-anak selalu bermain dengan permainan yang telah dilakukan oleh nenek moyangnya.