Saturday, September 22, 2012

Materi Pembelajaran



Materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan, dan perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran tersebut.

Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut :  
 

Friday, September 7, 2012

Lesson Study

Menurut Hendayana, et al,. (2006: 10) Lesson Study merupakan model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.

Dalam pelaksanaannya di lapangan Lesson Study merupakan pembelajaran secara ril di dalam kelas dengan siswa yang diamati oleh guru-guru lain, Siklus Lesson Study dilaksanakan dalam tiga tahap  yaitu:  Plan (merencanakan), Do (melaksanakan), dan See (merefleksi) (Susilo, 2009: 34-36),

Penelitian Deskriptif


Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variable yang lain (Sugiyono : 2003).

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Suharsimi Arikunto : 2005).

Metode Peta Pikiran (mind mapping)

Peta pikiran atau disebut dengan mind mapping dikembangkan oleh Tony Buzan tahun 1970-an yang didasarkan pada cara kerja otak. Disebut metode karena peta pikiran ini berupa urutan langkah-langkah yang sistematis. Otak mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, bentuk-bentuk, suara musik, dan perasaan. Otak menyimpan informasi dengan pola dan asosiasi seperti pohon dengan cabang dan rantingnya. Otak tidak menyimpan informasi menurut kata demi kata atau kolom demi kolom dalam kalimat baris yang rapi seperti yang kita keluarkan dalam berbahasa. Untuk mengingat kembali dengan cepat apa yang telah kita pelajari sebaiknya meniru cara kerja otak dalam bentuk peta pikiran. Dengan demikian, proses menyajikan dan menangkap isi  pelajaran dalam peta-peta konsep mendekati operasi alamiah dalam berpikir (Sugiyanto, 2007: 41).
Mind mapping merupakan salah satu keterampilan paling efektif dalam proses berpikir kreatif. Pemetaan pikiran mirip dengan outlining tetapi lebih menarik secara visual dan melibatkan kedua belahan otak (Wycoff, 2003: 64).

Model Pembelajaran Tipe STAD (Student Teams Achievement Division)


STAD di kembangkan oleh Robert Slavin (Ratumanan, 2002 : 113 ), merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana sehingga tipe ini dapat digunakan oleh guru-guru yang baru mulai pendekatan pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin, pada pembelajaran kooperatiff tipe STAD siswa dapat ditempatkan dalam kelompok belajar yang beranggotakan empat sampai lima orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran dan kemudian siswa bekerja dalam kelompoknya  untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompoknya telah menguasai materi pelajaran tersebut. Akhirnya kepada seluruh siswa diberikan test tentang materi pelajaran tersebut.

Menurut Ratumanan (2002 : 13), bahwa pembelajaran kooperatif tipe  STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin, merupakan salah satu tipe pembelajaran yang paling sederhana, sehingga tipe ini dapat dimanfaatkan oleh guru-guru yang baru menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif

Menurut Tutuhatunewa ( 2004 : 28 ), bahwa dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen dengan memperhatikan adanya  perbedaan kemampuan akademis. Selain itu siswa saling membantu dalam memahami konsep, berdiskusi dan menyelesaikan soal atau tugas-tugas yang diberikan.

Menurut Purmiasa ( 2002 : 109), bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam  pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:

1.   Persiapan
Dalam persiapan, hal-hal yang perlu diperhatikan yakni materi pembelajaran, penempatan siswa dalam kelompok, menentukan skor soal, kerja kelompok dan jadwal activitas.
2.   Langkah Penyiapan Materi
Setiap pembelajaran dengan pendekatan STAD, akan dimulai dengan presentasi kelas yang meliputi : Pendahuluan, pengembangan petunjuk praktis, Aktivitas kelompok dan Kuis atau test.
3.   Kegiatan kelompok
Tujuan anggota kelompok selama belajar kelompok adalah mempelajari materi pelajaran yang telah dipresentasikan dan membantu anggota lain dalam menguasai materi pelajaran. Lembar kegiatan siswa yang diberikan guru untuk melatih keterampilan yang diajarkan serta menguji kemampuan individu dalam kelompok. Jika siswa menyelesaikan masalah, dapat dapat mengerjakan secara individu selanjutnya mencocokkan jawabannya dengan anggota kelompok.
4.    Kuis/test
Waktu yang digunakan untuk pelaksanaan tes adalah seperdua atau satu jam pelajaran. Dan sebaiknya waktu yang disediakan cukup untuk siswa secara individu dalam menyelesaikan permasalahan.
5.   Penghargaan kelompok.
Kelompok dapat memperoleh sertifikat atau hadiah jika rata-rata skornya melampaui kriteria tertentu.

Pengertian Membaca


Tiga istilah sering digunakan untuk memberikan komponen dasar dari proses membaca, yaitu recording, decoding, dan meaning. Recording merujuk pada kata-kata dan kalimat, kemudian mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan sistem tulisan yang digunakan.  Proses decoding ( penyandian ) merujuk pada proses penterjemahan rangkaian grafis ke dalam kata-kata.

Dekemukakan oleh Crawley dan Mountain ( 1995 ) yang dikutip Farida Rahim ( 2005 : 3 ) membaca merupakan gabungan proses perseptual dan kognitif. Menurut pandangan tersebut membaca sebagai proses visual merupakan proses menerjemahkan simbol tulis ke dalam bunyi.
Sedangkan Klein, dkk (1996 ) yang dikutip oleh Farida Rahim ( 2005 : 3 ) mengemukakan definisi membaca  mencakup (1) membaca merupakan suatu proses (2) membaca adalah strategis, membaca merupakan interaktif, membaca merupakan suatu proses informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca dalam membentuk makna.

Sistematika Penulisa PTK


Bagian Pembuka
setelah cover/ halaman sampul:

  1.  Halaman Judul
       Halaman judul Seperti halaman/lembar sampul, bila lembar sampul dengan kertas yang tebal dan tidak memuat nomor halaman, maka pada halaman judul ditulis dengan kertas biasa dan mulai menggunakan nomor halaman yaitu halaman (i)

Halaman Judul dapat memuat 5 hal yaitu:

Prosedur Kegiatan Model-model Pembelajaran yang Inovatif



A.  Model Examples Non Examples

Langkah-langkah :
  1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
  2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP/In Focus
  3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar
  4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
  5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
  6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
  7. Kesimpulan

B.  Picture And Picture

Langkah-langkah :
  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
  2. Menyajikan materi sebagai pengantar
  3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
  4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
  5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
  6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
  7. Kesimpulan/rangkuman

Pengertian Menulis


Menurut Kroll menulis merupakan kegiatan komunikasi yang bertujuan mengekspresikan gagasan atau menyampaikan pesan kepada pembaca (Burhanuddin: 2009: 9).
Tarigan (1994:21) menguraikan bahwa penyampaian pesan tersebut menggunakan lambang-lambang grafik sebagai medianya. Pesan merupakan isi atau makna yang terkandung dalam lambang grafik tersebut. Makna yang dikembangkan oleh lambang-lambang grafik itu ialah makna suatu bahasa yang dapat dipahami oleh orang lain apabila orang lain tersebut membaca lambang-lambang grafik itu.

Thursday, September 6, 2012

Model Pembelajaran Cooperative Script


Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan
secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.

Langkah-langkah:
  1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
  2. Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
  3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicaradan siapa yang berperan sebagai pendengar.
  4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
  5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
  6. Kesimpulan guru.
  7. Penutup.

Belajar Kelompok


Davidson (1985) mencatat bahwa sejak tahun 1960-an, berbagai jenis belajar berkelompok telah banyak dikembangkan untuk berbagai jenis tugas atau pembelajaran matematika. Ausubel (1968) menyebutnya "group centered approach", yang dalam grup atau kelompok itu terjadi interaksi dan saling mempengaruhi antara siswanya. Pengaruh itu terjadi dengan berbagai alasan sesuai motivasi dan orientasi setiap siswanya.
Kelman (1971) menyatakan bahwa di dalam kelompok terjadi saling pengaruh secara sosial. Pertama, pengaruh itu dapat diterima seseorang karena ia memang berharap untuk menerimanya. Yang kedua, memang ia ingin mengadopsi atau meniru tingkah laku atau keberhasilan orang lain atau kelompok tersebut karena sesuai dengan salah satu sudut pandang kelompoknya. Ketiga, karena pengaruh itu kongruen dengan sikap atau nilai yang ia miliki. Ketiganya mempengaruhi sejauh kerja kooperatif tersebut dapat dikembangkan.
Slavin (1991) menyatakan bahwa dalam belajar kooperatif, siswa bekerja dalam kelompok saling membantu untuk menguasai bahan ajar. Lowe (1989) menyatakan bahwa belajar kooperatif secara nyata semakin meningkatkan pengembangan sikap sosial dan belajar dari teman sekelompoknya dalam berbagai sikap positif. Keduanya memberikan gambaran bahwa belajar kooperatif meningkatkan kepositipan sikap sosial dan kemampuan kognitif sesuai tujuan pendidikan.
Meskipun dalam praktiknya sering dikeluhkan sebagai suatu kegiatan yang sulit dilaksanakan karena berbagai sebab, namun banyak penelitian yang mendorong terselenggaranya kegiatan belajar secara berkelompok ini. Keuntungan yang ditunjukkan para peneliti adalah keuntungan baik yang menyangkut sikap sosial yang positif maupun meningkatnya hasil belajar.

Model Investigasi


Banyak siswa tumbuh tanpa menyukai matematika sama sekali (Charles & Lester, 1982, Cockroft, 1982). Mereka merasa tidak senang dalam mengerjakan tugas-tugas dan merasa bahwa matematika itu sulit, menakutkan, dan tidak semua orang dapat mengerjakannya. Rasa tidak percaya did ini harus dihilangkan sedini mungkin, dengan melibatkan siswa dalam seluruh kegiatan belajar mengajar, agar tumbuh rasa percaya did dan menghilangkan rasa tidak senang terhadap matematika. Salah satu pendekatan yang menunjang keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar adalah pendekatan investigasi. Namun ternyata bahwa banyak guru merasa enggan melakukannya karena adanya anggapan bahwa pendekatan investigasi banyak memakan waktu, baik untuk menyiapkannya, mahalnya sarana yang diperlukan, maupun untuk mengerjakannya. Guru-guru sering dihantui oleh selesai atau tidaknya topik-topik yang harus diajarkan dengan waktu yang tersedia. Akibatnya guru lebih suka mengajar secara tradisional: kapur dan catur serta meninggalkan cara investigasi maupun pemecahan masalah (Sigurdon, Olson, Mason, 1994), karena di samping alasan di atas keberhasilan penggunaan investigasi masih dipertanyakan.

Strategi Pemecahan Masalah

Masalah merupakan pertanyaan yang harus dijawab atau direspon akan tetapi tidak semua pertanyaan otomatis akan menjadi masalah. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu menunjukkan adanya suatu tantangan yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin yang sudah diketahui si pelaku.


Pada saat memecahkan masalah, ada beberapa cara atau langkah yang sering digunakan. Cara yang sering digunakan orang dan sering berhasil pada proses pemecahan masalah inilah yang disebut dengan Strategi pemecahan masalah. Setiap manusia akan menemui masalah. Karenanya, strategi ini akan sangat bermanfaat jika dipelajari para siswa agar dapat digunakan dalam kehidupan nyata mereka.

Wednesday, September 5, 2012

Model Pembejaran “ Numbered Head Together”


Eggen dan Kautcak  dalam Trianto (2007 : 42)  pembelajaran kooperatif merupakan sebuah sebuah kelompok strategi pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan  dan membuat keputusan  dalam kelompok  serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakang. Dengan bekerja secara kolaboratif untuk mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesame manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah.
             Trianto (2007 : 44) mengatakan bahawa para ahli telah menunjukkan  bahwa pembelaaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit, dan membantu siswa menumbuhkan kebiasaan berpikir kritis. Pembelajaran kooperatif  dapat memberikan keuntungan bagi siswa kelompok rendah maupun kelompok atas yang bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik.  Keterampilan social juga berkembang  secara signifikan dalam pembelajaran kooperatif (Ibrahim dkk 2000 : 9).

Metode Tutor Sebaya


Metode adalah cara kerja yang teratur dan bersistem untuk dapat melaksanakan suatu kegiatan dengan mudah guna mencapai maksud yg ditentukan; ;(Dedy Sugono, 2008:1022)
Di dalam proses belajar mengajar tercakup komponen, pendekatan, dan berbagai metode pengajaran yang dikembangkan dalam proses tersebut. Tujuan utama diselenggarakannya proses belajar adalah demi tercapainya tujuan pembelajaran. Dan tujuan tersebut utamanya adalah keberhasilan siswa dalam belajar dalam rangka pendidikan baik dalam suatu mata pelajaran maupun pendidikan pada umumnya. Jika guru terlibat di dalamnya dengan segala macam metode yang dikembangkannya maka yang berperan sebagai pengajar berfungsi sebagai pemimpin belajar atau fasilitator belajar, sedangkan siswa berperan sebagai pelajar atau individu yang belajar. Usaha-usaha guru dalam proses tersebut utamanya adalah membelajarkan siswa agar tujuan khusus maupun umum proses belajar itu tercapai(AL Krismanto, 2003:2).
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: ceramah; demonstrasi; diskusi; simulasi; laboratorium; pengalaman lapangan; brainstorming; debat, simposium, dan sebagainya(Akhmad Sudrajat,2008:16)
Dalam penelitian ini yang dimaksud metode adalah metode pembelajaran yaitu cara kerja yang teratur dan bersistem mencakup komponen, pendekatan, dan berbagai metode pengajaran yang dikembangkan untuk dapat melaksanakan suatu kegiatan dengan mudah guna mencapai maksud yg ditentukan yaitu hasil belajar yang baik.
Tutor adalah orang yang memberi pelajaran (membimbing) kepada seseorang atau sejumlah kecil siswa (di rumah, bukan di sekolah); 2 dosen yg membimbing sejumlah mahasiswa dalam pelajarannya;(Dedy Sugono, 2008:1022).
Tutor adalah orang yang membelajarkan atau orang yang memfasilitasi proses pembelajaran di kelompok belajar ;(Chairudin Samosir, 2006:15).
Pengertian tutor banyak dikemukakan oleh ahli pendidikan, seperti yang dikemukakan oleh Nasution (1992:4) (dalam Abi Masiku (2003:9)) bahwa tutor adalah orang yang membantu murid secara individual.

Tuesday, September 4, 2012

Ketuntasan Belajar

Pembelajaran adalah merupakan kegiatan untuk memenuhi target kurikulum. Di dalam kurikulum terdapat kompetensi dasar yang harus dicapai,melalui indikator-indikator yang telah dijabarkan. Keberhasilan dari pembelajaran diukur berdasarkan ketercapaian indikator yang telah ditentukan. Peserta didik dikatakan tuntas belajar jika minimal menguasai 68% materi yang dipelajarinya atau 68% indikator telah dicapainya. Jika dinyatakan dalam skor maka minimal skor yang diperoleh 68 (Kurikulum 2004 SMA Departemen Pendidikan Nasional).

Pembelajaran tuntas adalah pola pembelajaran yang menggunakan prinsip ketuntasan secara individual. Dalam hal pemberian kebebasan belajar, serta untuk mengurangi kegagalan peserta didik dalam belajar, strategi belajar tuntas menganut pendekatan individual, dalam arti meskipun kegiatan belajar ditujukan kepada sekelompok peserta didik (klasikal), tetapi mengakui dan melayani perbedaan-perbedaan perorangan peserta didik sedemikiah rupa, sehingga dengan penerapan pembelajaran tuntas memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing peserta didik secara optimal. Dasar pemikiran dari belajar tuntas dengan pendekatan individual ialah adanya pengakuan terhadap perbedaan individual masing-masing peserta didik.(Anonim, 2010:10)

Pengertian Metode


metode /métode/ cara kerja yang teratur dan bersistem untuk dapat melaksanakan suatu kegiatan dengan mudah guna mencapai maksud yg ditentukan; ;(Dedy Sugono, 2008:1022)

Di dalam proses belajar mengajar tercakup komponen, pendekatan, dan berbagai metode pengajaran yang dikembangkan dalam proses tersebut. Tujuan utama diselenggarakannya proses belajar adalah demi tercapainya tujuan pembelajaran. Dan tujuan tersebut utamanya adalah keberhasilan siswa dalam belajar dalam rangka pendidikan baik dalam suatu mata pelajaran maupun pendidikan pada umumnya. Jika guru terlibat di dalamnya dengan segala macam metode yang dikembangkannya maka yang berperan sebagai pengajar berfungsi sebagai pemimpin belajar atau fasilitator belajar, sedangkan siswa berperan sebagai pelajar atau individu yang belajar. Usaha-usaha guru dalam proses tersebut utamanya adalah membelajarkan siswa agar tujuan khusus maupun umum proses belajar itu tercapai(AL Krismanto, 2003:2).

Pengertian Hasil Belajar



Hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha ;(Dedy Sugono, 2008:528). Sedangkan belajar sebagaimana telah diuraikan di atas adalah proses perubahan tingkah laku, sehingga hasil belajar dapat diartikan sebagai sesuatu yang diadakan oleh usaha merubah tingkahlaku.

Hasil belajar sering orang menyebutnya prestasi belajar. Menurut Winkel, prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang dicapai (Winkel, 1986 :162)

Hasil Belajar menurut Nana Sudjana (2000 : 7), merupakan suatu kompetensi atau kecakapan yang dapat dicapai oleh siswa setelah melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru di suatu sekolah dan  kelas tertentu. Menurut Nana Sudjana yang dikutip oleh Rochmad Wahab (2009 : 24) membagi lima kategori hasil belajar yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual, kognitif, sikap, dan motorik.


Tipe hasil belajar terdiri dari : ranah kognitif, afektif dan psikomotor (Bloom dalam Dimyati 2002:26). Ketiganya tidak dapat berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, bahkan membentuk hubungan hierarki. Dalam penelitian ini hanya ranah kognitif saja, meliputi :       a) tipe hasil belajar pengetahuan hafalan, b) pemahaman, c) penerapan, d) analisis, e) sintesis dan f) evaluasi. (Sularyo 2004:9).


Penilaian Minat



Minat adalah kecenderungan hati yg tinggi terhadap sesuatu; berminat adalah mempunyai (menaruh) minat; cenderung hati kepada;(Dedy Sugono, 2008:1027)
Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (1990: 583), minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Hal penting pada minat adalah intensitasnya. Secara umum minat termasuk karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi(Depdiknas, 2008:6).  
Penilaian minat dapat digunakan untuk:
a.    mengetahui minat peserta didik sehingga mudah untuk pengarahan dalam pembelajaran,
b.    mengetahui bakat dan minat peserta didik yang sebenarnya,
c.    pertimbangan penjurusan dan pelayanan individual peserta didik,
d.    menggambarkan keadaan langsung di lapangan/kelas,
e.    mengelompokkan peserta didik yang memiliki minat sama,
f.     acuan dalam menilai  kemampuan peserta didik secara keseluruhan dan memilih metode yang tepat dalam penyampaian materi,
g.    mengetahui tingkat minat peserta didik terhadap pelajaran yang diberikan pendidik,
h.   bahan pertimbangan menentukan program sekolah,
i.     meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

Definisi Belajar


Skinner mengemukakan “belajar adalah suatu perilaku”. Pada saat orang belajar, maka aktivitas yang baik menjadi meningkat, sebaliknya apabila orang tersebut tidak belajar, maka aktivitas yang baik menjadi menurun. Dalam belajar diperoleh beberapa hal yaitu kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan aktivitas belajar serta konsekuensi yang bersifat menguatkan aktivitas belajar tersebut (Dimyati 2002:34) 

Gagne  mengemukakan “belajar merupakan kegiatan yang kompleks”. Hasil belajar merupakan kapabilitas. Orang setelah belajar memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari simulasi yang berasal dari lingkungan serta proses kognitif yang dilakukan oleh orang yang belajar (Dimyati 2002:40).

Monday, September 3, 2012

Pengertian Media Pembelajaran


Assosiation of Education and Communication Technology (AECT) membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyampaiakan pesan dan informasi. 

Gagne (1970) menyatakan, bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswayang dapat merangsang kegiatan belajar. 

 Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa media pendidikan adalah alat atau bahan yang digunakan dalam proses pengajaran atau pembelajaran (2002:726). 

Ruseffendi (1982) menyatakan bahwa media pendidikan adalah perangkat lunak (soft ware) dan atau perangkat keras (hard ware) yang berfungsi sebagai alat belajar dan alat bantu belajar